Memang ada terminologi sejarah yang menyebut sebelum dan setelah Masehi, namun tidak atau belum ada istilah sebelum-sebelum Masehi.
Apa yang disebut sebagai waktu memang sarat beban masalah yang belum tersolusikan seperti misalnya berapa lama apa yang disebut sebagai “sekarang” yang rawan dipedebatkan dengan mulut berbuih sampai akhir jaman yang sama kurang jelasnya seperti awal jaman.
Mengenai apa yang disebut “ada” memang penuh enigma sekaligus misteri, maka membingungkan.
Apalagi setelah Albert Einstein jahil bikin teori relativitas mengaitkan waktu dengan ruang yang keduanya konon melengkung, namun masih belum berhasil dideskripsikan apalagi didefinisikan secara sempurna oleh otak manusia yang pada hakikatnya mustahil sempurna akibat mustahil ada manusia terutama saya yang sempurna.
Atas kesadaran bahwa otak saya mustahil sempurna, maka saya berhenti mencoba mengungkap tabir misteri yang menyelubungi apa yang disebut sebagai “ada”, apalagi sebelum ada itu diadakan atau teradakan secara ujuk-ujuk dengan sendirinya tanpa perlu diadakan apalagi diada-adakan secara mengada-ada.
Menyadari kemustahilan plus kemubaziran untuk berupaya membuka tabir misteri apa yang disebut dan dianggap “ada”, maka ketimbang mengada-ada lebih bagus saya lebih berupaya senantiasa berterima kasih demi mensyukuri atas “ada” atau apa pun nama Anugerah yang telah dianugerahkan oleh Yang Maha Kuasa kepada umat manusia termasuk saya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.