Selain itu di sisi lain, munculnya pengakuan Abdul Rahim yang menjadi joki vaksinasi memunculkan pertanyaan soal mengapa masih banyak orang yang enggan disuntuk vaksin.
Mengenai hal itu, epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman menyampaikan, perilaku warga yang tidak ingin divaksin sudah ada sejak pandemi awal dimulai.
Ia menyebut perilaku tersebut sebagai vaksin resistensi atau penolakan terhadap vaksinasi.
"Vaksin resistensi atau keengganan atau keraguan atau bahkan penolakan terhadap vaksinasi ini sudah dideteksi sejak lama bahkan sejak 2019, sebagai salah satu ancaman kesehatan global," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/12/2021).
Dicky menjelaskan, sikap ini nantinya akan membuat orang tersebut, keluarganya, atau orang sekitarnya sangat rawan untuk terpapar penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan mendapatkan vaksinasi.
Sementara itu, mengenai penyebab seseorang atau sekelompok orang tidak mau divaksin karena beragam hal.
"Bisa dari alasan ideologi, religius, kepercayaan, atau alasan yang saintifik karena dirasa belum mendapatkan penjelasan yang akurat atau lengkap terkait produk vaksin di Indonesia," ujar Dicky.
"Atau karena juga karena terpengaruh dari konspirasi atau hoaks dan lain sebagainya," lanjut dia.
Baca juga: Pria di Pinrang Mengaku Disuntik Vaksin 16 Kali, Apa Efeknya ke Tubuh?