Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (18/12/2021), Malaysia melaporkan 11 kasus lagi kasus Covid-19 varian Omicron pada Sabtu (18/12/2021), sehingga total menjadi 13.
Semua 11 infeksi berasal dari impor, terdiri dari tiga orang yang melakukan perjalanan dari Inggris, tiga dari Amerika Serikat, dua dari Nigeria, dua dari Arab Saudi, dan satu dari Australia.
Direktur jenderal kesehatan Malaysia Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan, sembilan dari kasus tersebut adalah orang Malaysia, sementara dua orang Nigeria.
Dia menambahkan, 11 kasus tersebut termasuk di antara 18 sampel yang menunjukkan dugaan adanya varian Omicron, seperti yang diumumkan Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin, Kamis (16/12/2021).
"Tujuh sampel lainnya, bagaimanapun, (kami) tidak dapat mengonfirmasi keberadaan varian Omicron karena seluruh pengurutan genom tidak dapat dilakukan karena tingkat viral load yang rendah dalam sampel," kata Dr Noor Hisham.
Baca juga: Daftar 58 Daerah di Indonesia yang Tidak Memiliki Kasus Covid-19, Mana Saja?
Otoritas kesehatan Inggris melaporkan, kasus Covid-19 varian Omicron melonjak hingga mendekati angka 25.000. Sementara jumlah kematian menjadi tujuh kasus.
Seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (18/12/2021), kasus Omicron yang dikonfirmasi mencapai 24.968 hingga Jumat (17/12/2021), naik lebih dari 10.000 kasus dari 24 jam sebelumnya.
Sedangkan kasus kematian akibat Omicron naik menjadi tujuh pada Kamis (16/12/2021), rawat inap meningkat menjadi 85 dari 65.
Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (SAGE) mengatakan, hampir pasti ratusan ribu orang Inggris terinfeksi varian itu setiap hari dan tidak tercatat dalam angka.
Menurut SAGE, tanpa pengetatan lebih lanjut dari aturan Covid-19, pemodelan menunjukkan, akan ada setidaknya 3.000 pasien dirawat di rumah sakit per hari di Inggris.
Baca juga: Apa Itu Varian Omicron dan Apa Saja Gejalanya?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, varian Omicron menyebar lebih cepat di negara dengan catatan transmisi komunitas, dengan jumlah kasus berlipat ganda setiap 1,5 hingga 3 hari.
Diberitakan Channel News Asia, Sabtu (18/12/2021), WHO juga menjelaskan, varian Omicron kini telah terkonfirmasi di 89 negara.
Omicron menyebar dengan cepat di negara-negara dengan tingkat kekebalan populasi yang tinggi.
Namun, WHO belum dapat memastikan apakah hal ini diakibatkan Omicron yang dapat menghindari imunitas, kemampuan Omicron dalam hal penularan, atau kombinasi keduanya.
WHO menyatakan Omicron sebagai "variant of concern" pada 26 November, tak lama usai varian itu pertama kali terdeteksi.
Baca juga: Cara Daftar JKN-KIS dari Rumah, Bisa untuk Bayi Baru Lahir