Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksikan Bulan Purnama Mikro 19 Desember 2021

Kompas.com - 18/12/2021, 15:05 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bulan purnama akan tampak lebih kecil pada Minggu (19/12/2021).

Fenomena ini disebut Micro Full Moon atau Bulan Purnama Mikro.

Bulan Purnama Mikro benar-benar bisa disaksikan mulai Minggu (19/12/2021) pukul 11.35 WIB.

Fenomena ini terjadi karena purnama terjadi berdekatan dengan titik pada garis edar atau Apoge Bulan.

Adapun Apoge Bulan ini akan terjadi 26,5 jam sebelumnya, tepatnya pada Sabtu (18/12/2021) pukul 08.58 WIB.

Baca juga: 7 Fenomena Astronomi Pekan Ketiga Desember 2021: Terjadi Dua Puncak Hujan Meteor

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by LAPAN (@lapan_ri)

Baca juga: Ramai soal Fenomena Pink Moon, Benarkah Bulan Berwarna Pink?

Bulan tampak lebih kecil

Saat terjadi Bulan Purnama Mikro, Bulan akan tampak 12,9 persen kali lebih kecil dibandingkan Bulan Baru yang terjadi pada 4 Desember 2021.

Pada saat terjadi Apoge Bulan, maka jarak geosentrik Bulan dan Bumi adalah 406.329 km.

Namun, ketika terjadi Bulan Purnama Mikro, maka jarak geosentri Bulan dan Bumi adalah 405.935 km.

Fenomena ini dapat disaksikan dari arah timur laut, sebelum terbenamnya Matahari, berkulminasi dri arah utara sebelum tengah malam, dan terbenar di arah barat laut sebelum Matahari terbit.

Selama cuaca cerah dan langit tidak tertutup awan, maka Bulan Purnama Mikro bisa disaksikan dengan secara langsung tanpa bantuan alat optik.

Baca juga: Fenomena Astronomi Desember 2021, Apa Saja?

Dampaknya bagi bumi

Banjir rob yang dipicu oleh gelombang pasang menerjang sejumlah desa di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Selasa (7/12/2021)KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Banjir rob yang dipicu oleh gelombang pasang menerjang sejumlah desa di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Selasa (7/12/2021)

Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Pussainsa Lapan) Andi Pangerang mengatakan, Bulan Purnama Mikro bisa memengaruhi pasang surut air laut di Bumi.

Kendati demikian, pasang surut ini adalah hal yang wajar terjadi saat purnama.

"Dampaknya hanya pasang surut maksimum khususnya saat tengah malam maupun siang hari
Ini lazim dialami baik saat purnama biasa, purnama super, purnama mikro maupun gerhana matahari," terang Andi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/12/2021).

Baca juga: Analisis Gempa Jember Hari Ini, Apakah Berkaitan dengan Gempa NTT-Flores?

Secara matematis, gaya pasang surut berbanding terbalik dengan pangkat tiga jarak Bumi-Bulan.

Adapun ketika terjadi Bulan Purnama Mikro, jarak Bumi-Bulan akan menyusut sekitar 6,2 persen terhadap rata-rata ataupun menyusut 12,4 persen terhadap purnama super.

"Sehingga, gaya pasang surutnya akan lebih kecil 17,4 persen dibandingkan gaya pasang surut pada jarak rata-ratanya atau lebih kecil 32,7 persen dibandingkan gaya pasang surut saat purnama super," kata Andi.

Akibatnya, saat terjadi Bulan Purnama Mikro, ketinggian pasang air laut akan sedikit lebih rendah dibandingkan rata-ratanya.

Baca juga: Benarkan Gerhana Bulan Sebabkan Banjir Rob, Ini Penjelasan BMKG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com