Dua kecamatan ini tercatat paling parah terdampak erupsi Semeru karena awan panas guguran.
Delapan kecamatan lain terdampak abu vulkanik tebal yang kita saksikan lewat video viral dengan latar depan anak-anak berlarian.
Dari total warga yang terdampak 5.205 jiwa, 2.004 jiwa mengungsi di 19 titik yang disiapkan. Karena kesigapan semua pihak, untuk kebutuhan makanan, selimut, dan matras dipastikan cukup.
Selain catatan untuk mereka meninggal dunia, hilang, dan mengungsi, ada 2.970 rumah rusak, 38 fasilitas pendidikan tidak bisa difungsikan, dan satu jembatan hancur.
Mayoritas masyarakat yang hidup di dekat gunung berapi menyadari bahaya ini. Dalam banyak kesempatan, bahaya tidak dipisahkan dengan berkah yang bisa melingkupi.
Berbeda dengan masyarakat urban yang memisah-misahkan hidup, warga perdesaan di sekitar gunung berapi biasa hidup berselaras karena kehendak alam memang demikian.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru Ada 65 Periode sejak 1818, Yang Terkini dari 2014
Karena itu, apakah erupsi Semeru ini untung apa rugi, berkah atau kutukan, warga perdesaan tidak bisa langsung menyatakan atau membuat penilaian.
Alam dengan logikanya yang kerap tak ternalar sedang berkehendak demikian. Kehendaknya dinyatakan dengan banyak tanda.
Berselaras dengan alam adalah jalan kebijaksanaan seperti dihayati banyak warga di sekitar gunung berapi.
Salam selaras,
Wisnu Nugroho.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.