Erupsi apalagi letusan gunung berapi, termasuk yang terjadi di Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021), adalah peristiwa yang tak pernah bisa dipastikan waktu terjadinya.
Yang bisa dibaca dan dikenali adalah rangkaian pertandanya dengan pencatatan data dari waktu ke waktu pula.
Bersamaan, pengetahuan dan pemahaman publik atas pertanda dan langkah yang harus ditempuh atas setiap tanda itu yang mutlak dibangun dan dijaga.
==
ERUPSI Gunung Semeru mulai tercatat pada 1818. Sejak itu, ratusan erupsi terdata. Namun, tidak setiap erupsi adalah peristiwa satu kali dan tunggal, yang meletus lalu berhenti.
Erupsi yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021), misalnya, tercatat di pemantauan global sebagai bagian dari rangkaian erupsi sejak 1 April 2014.
Smithsonian Institution National Museum of Natural History Global Volcanism Program mencatat ada 65 periode erupsi Gunung Semeru sejak 1818.
Erupsi pada Sabtu (4/12/2021) yang masuk dalam periode letusan sejak 1 April 2014 tercatat dalam Volcanic Explosivity Index (VEI) 3 dalam skala 0-8. Setidaknya, pengkategorisasian VEI 3 itu merujuk kondisi Gunung Semeru hingga 14 Oktober 2021 dan masih berstatus berlanjut.
VEI adalah ukuran relatif kekuatan letusan gunung berapi. Indeks ini dirancang Chris Newhall dari United States Geological Survey (USGS) dan Stephen Self dari Universitas Hawaii pada 1982.
Dalam skala 0-8, indeks ini menakar kekuatan daya ledak dan volume material yang dilontarkan dalam erupsi. Setiap kenaikan level memperlihatkan kekuatan dan atau volume material bertambah 10 kali lipat dibanding level di bawahnya.
VEI 3 yang masih tersemat untuk periode erupsi Gunung Semeru pada saat ini setara antara lain dengan erupsi Gunung Merapi periode 11 Mei 2018-21 Juni 2020.
Buat catatan, Gunung Merapi—yang adalah salah satu gunung api teraktif di dunia—sekarang berada di proyeksi maksimal VEI 1, yaitu untuk periode erupsi yang dimulai pada 31 Desember 2020 dan masih berlanjut sampai kini.
Baca juga: Belajar Hidup Berdampingan dengan Bencana dari Warga Lereng Merapi
Untuk penggambaran kekuatan letusan yang lebih besar, masuk kategori VEI 4, salah satunya adalah erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara pada periode 15 September 2013-30 Agustus 2018.
Yang mungkin terbayang lebih dekat di ingatan, kekuatan letusan VEI 4 adalah situasi dari erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010. Ini merupakan letusan terbesar Gunung Merapi dalam seratus tahun terakhir.
Merujuk data yang sama, VEI 3 untuk Gunung Semeru tercatat juga untuk periode erupsi pada 31 Agustus 1967-15 Maret 2009 dan periode 8 November-Desember 1911.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.