Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Jasa Sewa Iphone, Begini Pandangan Sosiolog

Kompas.com - 06/12/2021, 19:05 WIB
Mela Arnani,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jasa sewa handphone iPhone mendadak ramai dan jadi perbincangan warganet di media sosial.

Jasa ini ternyata diminati sebagian orang, bahkan menjadi peluang bisnis baru.

Seperti yang diunggah oleh akun Twitter ini. Tampak foto tangkapan layar jasa penyewaan iphone berbagai tipe, lengkap dengan pricelist harga sewa per 24 jam.

"mau gaya bisa sewa iphone bos, gausa beli kalo sewa bisa terjangkau. Monggo wa langsung," tertulis dalam unggahan foto tersebut.

Hingga Senin (6/12/2021), twit tersebut sudah mendapat lebih dari 9.365 likes dan 1.568 retweets.

Lantas, bagaimana pandangan sosiolog mengenai fenomena ini?

Baca juga: Menilik Fenomena Pamer Kado Mewah kepada Orang-orang Ekstra Mapan...

Konsumsi simbolik

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono menjelaskan, hal ini merupakan fenomena masyarakat konsumsi simbolik.

Di dalam masyarakat konsumsi simbolik, yang dipentingkan bukan hanya nilai suatu barang, melainkan sebuah simbol pengakuan dari lingkungan.

“Kalau barangnya kan nilai guna, tapi kalau simbol itu nilai penghormatan atau pengakuan, status, identitas orang,” kata Drajat, saat dihubungi Kompas.com, Senin (6//12/2021).

Artinya, seseorang yang menggunakan produk-produk bermerek dengan harga mahal dan identik digunakan oleh orang kaya, hal itu membuat yang bersangkutan menilai dirinya sedemikian rupa.

“Bukan barangnya bisa dipakai atau tidak, tapi orang menilai saya seperti itu,” lanjut Drajat.

Tidak ada batasnya

Drajat menegaskan, konsumsi simbolik tidak ada batasnya, karena orang mementingkan pengakuan dari lingkungannya dan terus mengikuti perkembangan yang ada.

“Kalau konsumsi yang biasa produk ada batasnya, jadi kalau saya misalnya perlu jam untuk melihat waktu, cukup saya beli satu jam, satu udah cukup,” tutur dia.

“Tapi kalau simbolik, saya bisa berganti-ganti (barang tertentu) dan saya bisa memakai dengan variasi yang beraneka ragam untuk mendapatkan pengakuan-pengakuan yang lebih,” tambah Drajat.

Menurut Drajat, masyarakat yang semakin hidup dalam realitas-realitas yang penuh dengan media sosial atau digital, membuat kecenderungan untuk konsumsi simbolik akan semakin berkembang dikarenakan dapat ditunjukkan ke orang lain secara luas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com