Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengatakan, ada tiga guguran yang terjadi ketika gunung Semeru erupsi.
"Saat dini hari dan subuh visual tertutup kabut, saat jam 10.00 WIB hari ini masih bisa teramati," ujar Eko pada konferensi pers virtual yang sama, Minggu (5/12/2021).
Dia berharap, erupsi yang terjadi tidak begitu besar, meski akan terjadi lagi.
"Mudah-mudahan erupsi lain tidak begitu besar, mudah-mudahan curah hujan tidak ekstrem, sehingga tidak memicu hal-hal yang lain," kata dia.
Dalam konferensi pers, Eko juga menyampaikan, pihaknya saat ini masih memantau, memonitor, dan mencari data-data untuk memastikan penyebab pasti erupsi Gunung Semeru.
Menurut dia, alat masih dalam kondisi normal seperti sebelumnya.
Eko menduga, apakah terdapat ada faktor eksternal, sehingga terjadinya awan panas di Gunung Semeru.
Baca juga: Update Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru Bertambah 14 Orang dan Luka-luka 56 Orang
Selain itu, Eko mengungkapkan, pihaknya telah membuat jalur-jalur evakuasi yang aman untuk pengungsi.
"Jadi berdasarkan peta pengawasan bencana itu kami sudah petakan zonasi mana yang rawan dan aman seperti kondisi saat ini," ujar Eko.
Dia mengatakan, zona puncak termasuk daerah yang tidak aman dan diharapkan sudah tidak ada aktivitas masyarakat di wilayah tersebut.
Dia menjelaskan, daerah-daerah sobekan kawah yang bakal menjadi sungai, khususnya bagian selatan dan tenggara.
Hal ini disampaikan, untuk menghindari adanya awan panas susulan yang mungkin mengarah ke bagian selatan dan tenggara.
"Dan selain itu juga, guna menghindari potensi dari lahar dingin yang juga mengarah ke spot tenggara itu, sebaiknya memang tidak ada aktivitas," imbuh dia
Eko menambahkan, masyarakat maupun tim harus memperhatikan kondisi cuaca di daerah terdampak dan kemungkinan ada hujan.
"Sebaiknya harus dihindari untuk lava yang mungkin muncul akibat hujan lebat ini, bisa kita hindari. Waspada terhadap cuaca yang ada saat ini," ujar Eko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.