KOMPAS.com - Putus atau mengakhiri hubungan dengan seseorang terjadi karena berbagai alasan.
Konflik adalah salah satu alasan umum, tetapi terkadang ada alasan lain yang akhirnya membuat suatu hubungan karam.
Meski ada perasaan sedih dan kecewa, putus tidak harus selalu diwarnai dengan drama seperti dalam sinetron.
Sebenarnya, putus bisa dilakukan dengan baik dan damai. Simak tips berikut:
Baca juga: 5 Tips Bantu Mereka yang Tengah Putus Cinta di Masa Pandemi
Penyebab umum perpisahan bisa jadi karena perbedaan kepribadian, kurangnya waktu yang dihabiskan bersama pasangan, perselingkuhan, kurangnya interaksi positif, kepuasan seksual yang rendah, atau rendahnya kepuasan dalam hubungan secara keseluruhan.
Melansir Very Well Mind, 17 Februari 2021, langkah terbaik untuk mengakhiri hubungan dengan damai adalah jujur, tetapi perhatikan detail yang Anda berikan.
Kita bisa jujur tetapi tetap jaga harga diri atau martabat pasanganmu. Tidak perlu berebut siapa yang salah, tetapi akui apa yang Anda perbuat atau rasakan.
Baca juga: Zumping, Istilah Baru Putus Cinta lewat Zoom Saat Physical Distancing
Jika Anda pernah dicampakkan melalui telepon, chat, atau email, maka Anda pasti paham bagaimana rasanya di-ghosting atau ditinggalkan begitu saja tanpa ada kabar.
Jika paham bahwa ini bisa menyakiti seseorang, maka jangan lakukan itu.
Pasangan Anda layak mendapatkan penjelasan dan percakapan tatap muka ketika memutuskan hubungan.
Pahami bahwa putus memang menyakitkan, tetapi tidak peduli seberapa rusak hubungan itu, mengakhiri secara langsung dan mengakui bahwa akan ada rasa sakit, itu akan membuat kedua orang yang berhubungan bisa merasa lebih baik.
Bahkan, masing-masing bisa meluangkan waktu untuk berduka. Hal ini dianggap remeh, tetapi rasa patah hati, sedih, dan rasa sakit juga perlu divalidasi.
Baca juga: Saat Jatuh Cinta, Mengapa Kita Cenderung Membandingkan Mantan Pertama?
Ekspresikan kesedihan saat putus, kemudian saling berbagi beberapa hal baik saat bersama.
Katakan sesuatu seperti, "Kamu mengajari saya banyak hal tentang memasak dan saya sekarang menjadi juru masak yang lebih baik, terima kasih," atau ucapan serupa, seperti "Saya berharap kita menjadi tua bersama, dan saya sedih itu tidak akan terjadi."
Membuat orang lain merasa mereka memiliki dampak positif dalam hidup Anda, meskipun hubungan berakhir, adalah hal yang baik.
Dalam situasi putus cinta apa pun, hal terpenting yang harus diingat adalah bersikap baik dan penuh kasih sayang.
Sangat mudah untuk terpancing emosi saat akan mengakhiri hubungan, tetapi penting untuk tidak memusatkan percakapan pada diri sendiri.
Jangan mempertimbangkan atau menyampaikan kata putus saat emosi sedang memuncak. Kedua orang yang bersangkutan perlu sama-sama tenang dan intens.
Baca juga: Jatuh Cinta Pengaruhi Nafsu Makan dan Bikin Berkeringat, Kok Bisa?
Mengutip Psychology Today, 24 Mei 2018, bertanggung jawab atas keputusan mengakhiri hubungan adalah hal baik, daripada menyalahkan keadaan atau pasangan Anda.
Segera akhiri apabila Anda merasa hubungan tersebut tidak bisa berlanjut. Menunda hal yang tak terhindarkan hanya akan menyebabkan kualitas hubungan semakin menurun.
Bila disetujui keduabelah pihak, putuskan kontak dalam jangka waktu tertentu untuk menunjukkan rasa hormat satu sama lain.
Putus yang berakhir dengan buruk bisa terjadi karena beberapa tindakan.
Misalnya, putus di depan umum. Pilihlah ruang atau tempat yang nyaman atau semiprivat.
Jangan meluapkan reaksi emosional yang jujur di tempat umum saat putus. Kendalikan diri dan pahami tentang hak privasi.
Anda juga sebaiknya tidak menyalahkan dan mempermalukan pasangan.
Tidak ada seseorang yang sempurna. Setiap orang pernah membuat kesalahan. Jika Anda ingin mengakhiri hubungan dengan baik dan damai, maka jangan menyalahkan atau mempermalukan pasangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.