Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tanda Anda Mengalami Trauma karena Pandemi dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 25/10/2021, 13:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 bisa menjadi pemicu trauma berkelanjutan.

Selama hampir dua tahun, orang-orang telah mengalami banyak kesedihan, bahkan kehilangan orang-orang yang dikasihinya akibat Covid-19. Hampir 5 juta orang meninggal dunia karena Covid-19. 

Tidak sedikit yang kehilangan pekerjaan dan tidak stabil secara finansial.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, pandemi telah menyebabkan trauma massal dengan skala yang lebih besar daripada Perang Dunia II.

Trauma inilah yang oleh beberapa profesional medis disebut gangguan stres pascapandemi atau Post Pandemic Stress Disorder (PPSD).

“Kami sekarang berada di tengah-tengah trauma kolektif dan kompleks yang sedang berlangsung, tidak dapat diprediksi, dan tidak memiliki akhir yang jelas,” kata asisten profesor dan co-direktur Pusat Trauma dan Gangguan di Universitas Case Western Reserve, Jennifer King, mengutip Huffpost, 22 Oktober 2021.

Baca juga: Ini Prediksi-prediksi Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir

Bukti menunjukkan bahwa pandemi dan semua kesedihan selama isolasi memicu stres traumatis yang menyebabkan jenis gejala mirip post-traumatic stress disorder (PTSD).

Penelitian dari Universitas Case Western Reserve menemukan bahwa 85 persen partisipan mengalami setidaknya satu gejala stres pascatrauma pada tahun 2020 dan awal tahun 2021.

Orang yang mengalami trauma bisa jadi tidak menyadarinya, karena pandemi masih terjadi hingga kini.

6 tanda mengalami trauma karena pandemi

Untuk mewaspadainya, berikut 6 tanda Anda mengalami trauma karena pandemi:

1. Waspada berlebih

Ilustrasi traumapixabay Ilustrasi trauma
Trauma dan gangguan stres pasca-trauma, biasanya terjadi karena peristiwa yang mengubah hidup dan memicu respons emosional dan fisik yang intens.

Salah satu gejala trauma yang sangat menonjol adalah kewaspadaan yang berlebihan. Karena semua energi terfokus pada kelangsungan hidup, kewaspadaan berlebihan dapat menyebabkan sulit konsentrasi dan fokus.

“Kamu selalu gelisah. Hal-hal kecil membuat Anda takut, Anda bereaksi sangat tidak rasional terhadap hal-hal yang sangat, sangat kecil,” kata Tamar Rodney, asisten profesor di Johns Hopkins School of Nursing yang berspesialisasi dalam trauma dan psikiatri.

Contoh paling nyata dari kewaspadaan berlebihan adalah merasa sangat cemas dan sensitif terhadap batuk dan bersin.

2. Merasa lelah

Ilustrasi lelahSIphotography Ilustrasi lelah
Pandemi membuat banyak orang merasa lelah secara emosional dan fisik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com