Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia akan Separah Apa? Ini Kata Kemenkes

Kompas.com - 23/10/2021, 06:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Angka positivity rate didapatkan dari jumlah kasus harian dibagi dengan jumlah pemeriksaan harian dan dikali 100. Jika positivity rate di atas 5-10 persen amak bisa dikatakan situasi Covid di negara tersebut tidak terkendali.

Artinya, pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini cukup terkendali.

Meski demikian, di tengah penurunan kasus Covid-19, Nadia mengingatkan untuk menekan laju penularan serendah mungkin.

"Yang paling kunci adalah pada saat kita turun kondisi laju penularannya, maka yang paling baik adalah kita harus menekan laju penularan itu serendah mungkin," ujar dia.

Di samping itu, beberapa upaya yang dilakukan untuk menghapi gelombang ketiga, menurut Nadia, antara lain:

  • Perluas cakupan vaksinasi
  • Perbanyak testing, kemudian melacak atau melakukan tracing kepada mereka yang terkonfirmasi positif sedini mungkin
  • Menerapkan rotokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak
  • Membatasi pergerakan masyarakat untuk kegiatan yang esensial

"Ini tidak akan cukup juga, sehingga memang bagaimana memastikan stroling tetap dilakukan. Walaupun cakupan vaksinasi sudah baik, kita enggak boleh euforia. Karena itu tidak cukup menahan gelombang ketiga," imbuh dia.

Baca juga: Satgas Peringatkan Gelombang Ketiga Covid-19, Ini Langkah Mencegahnya

Peran vaksinasi

Berdasarkan data Kemenkes per Jumat (22/10/2021) puku 12.00 WIB, cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 53,54 persen untuk dosis pertama dan 31,84 persen untuk dosis kedua.

Dengan cakupan vaksinasi di atas 50 persen untuk dosis pertama ini, Nadia mengatakan, masyarakat memiliki perlindungan sekitar 40 persen.

"Artinya mereka punya proteksi sekitar 40 persen. Risiko untuk menjadi sakit tertular Covid-19 itu 60 persen, dibandingkan jika tidak divaksin kan 100 persen," jelas dia.

Berdasarkan hasil uji klinis, vaksin bisa memberikan proteksi tinggi terhadap keparahan penyakit, bahkan kematian.

Oleh sebab itu, pemerintah menargetkan cakupan vaksinasi hingga 70-80 persen pada Desember 2021 mendatang.

Sementara, untuk vaksin booster, rencananya akan diberikan pada masyarakat umum paling cepat Maret 2022. Nadia mengatakan, masih perlu kajian lebih lanjut terkait jenis vaksin yang digunakan, jarak waktu penyuntikan, dan hal teknis lainnya.

Untuk saat ini, pemerintah fokus pada perluasan cakupan vaksinasi untuk meminimalisir munculnya varian baru.

"Vaksinasi booster (dosis) ketiga sampai saat ini belum ada rencana, kecuali nanti di tahun 2022, karena tadi disampaikan sudah hampir satu tahun ya. Dari studi ilmiah, dikatakan bahwa vaksin itu akan turun secara alami kadar vaksinasinya, karena ada varian baru eifkasi vaksin juga bisa menurun," terang Nadia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com