Dalam pemeringkaan tersebut, Indonesia menggeser Singapura (peringkat 70), negara yang dianggap sukses dalam merespons pandemi dan Vietnam (118).
Singapura turun dari peringkat 56 ke peringkat 70, setara dengan AS dan tepat di belakang Inggris.
Negara-kota itu memerangi peningkatan infeksi yang eksponensial tetapi tidak mengabaikan rencananya untuk hidup berdampingan dengan virus, mengingat 98 persen pasien baru tidak menunjukkan gejala atau hanya memiliki gejala ringan.
Baca juga: 15 Perusahaan Ritel Terbesar Asia Tenggara 2021, Ada Tokopedia hingga Bukalapak
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menuturkan, bermacam indeks yang dikeluarkan oleh lembaga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
"Kakau disebut valid, semuanya valid. Tapi belum ada yang ideal, kalau bicara valid dan ideal ya tetap WHO. Masalahnya WHO itu kan tidak mau mengeluarkan ini, terlalu sensitif," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (11/10/2021).
Dalam level transmisi, Dicky menjelaskan bahwa Indonesia masih masuk ke dalam level paling bawah, yaitu community transmission.
Sementara community transmission tidak masuk ke dalam kriteria penilaian Asia Nikkei.
Dicky mengingatkan, angka kematian Indonesia masih jauh lebih tinggi dari Asia dan dunia.
Padahal, tingginya angka kematian dalam pengendalian wabah menunjukkan adanya masalah di hulu sampai hilir.
"Tidak bisa kita mengklaim kita sudah menang, masih jauh. Ini yang harus disadari, bahwa situasinya masih krisis, kita masih belum dalam situasi terkendali karena levelnya masih di community transmission," jelas dia.
Baca juga: 2 Hal Ini Bisa Mencegah Gelombang Ketiga Covid-19 pada Akhir Tahun