Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indeks Pemulihan Covid-19 Indonesia Nomor 1 di Asia Tenggara

KOMPAS.com - Indonesia menjadi negara dengan indeks pemulihan Covid-19 terbaik di Asia Tenggara pada bulan September menurut kantor berita Jepang Asia Nikkei. 

Dari daftar itu, Indonesia menempati peringkat 54 dunia dengan nilai 54,5, lebih baik dari peringkat indeks sebelumnya di posisi 92.

Capain ini juga menempatkan Indonesia sebagai negara peringkat pertama Indeks Pemulihan Covid-19 di Asia Tenggara.

Metode penilaian

Indeks tersebut menilai negara dan wilayah dalam beberapa parameter penilaian, antara lain: 

  • Manajemen infeksi,
  • Peluncuran vaksin,
  • Mobilitas sosial.

Artinya semakin tinggi peringkatnya, maka semakin dekat tempat untuk pemulihan dengan infeksi yang rendah, tingkat inokulasi yang lebih tinggi, dan langkah-langkah jarak sosial yang kurang ketat.

Indeks menghitung skor antara 0 dan 90 untuk setiap negara atau wilayah. Skor adalah jumlah dari tiga kategori konstituen dan sembilan subkategori seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Manajemen infeksi:

  • Kasus Covid-19 yang dikonfirmasi versus jumlah kasus puncak;
  • Kasus terkonfirmasi per kapita;
  • Tes per kasus.

Peluncuran vaksin:

  • Total dosis vaksin yang diberikan per kapita;
  • Dosis vaksin baru diberikan per kapita;
  • Bagikan orang yang telah divaksinasi lengkap.

Mobilitas:

  • Mobilitas masyarakat;
  • Indeks keketatan Oxford;
  • Kegiatan penerbangan.

Sumber data indeks termasuk Our World in Data; Laporan Mobilitas Komunitas Covid-19 Google; Pelacak Respons Pemerintah COVID-19 Oxford oleh Sekolah Pemerintahan Blavatnik, Universitas Oxford; dan Cirium, sebuah perusahaan data dan analitik penerbangan.

Dalam pemeringkaan tersebut, Indonesia menggeser Singapura (peringkat 70), negara yang dianggap sukses dalam merespons pandemi dan Vietnam (118).

Singapura turun dari peringkat 56 ke peringkat 70, setara dengan AS dan tepat di belakang Inggris.

Negara-kota itu memerangi peningkatan infeksi yang eksponensial tetapi tidak mengabaikan rencananya untuk hidup berdampingan dengan virus, mengingat 98 persen pasien baru tidak menunjukkan gejala atau hanya memiliki gejala ringan.

Peringatan epidemiolog

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menuturkan, bermacam indeks yang dikeluarkan oleh lembaga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

"Kakau disebut valid, semuanya valid. Tapi belum ada yang ideal, kalau bicara valid dan ideal ya tetap WHO. Masalahnya WHO itu kan tidak mau mengeluarkan ini, terlalu sensitif," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (11/10/2021).

Dalam level transmisi, Dicky menjelaskan bahwa Indonesia masih masuk ke dalam level paling bawah, yaitu community transmission.

Sementara community transmission tidak masuk ke dalam kriteria penilaian Asia Nikkei.

Angka kematian Indonesia tinggi

Dicky mengingatkan, angka kematian Indonesia masih jauh lebih tinggi dari Asia dan dunia.

Padahal, tingginya angka kematian dalam pengendalian wabah menunjukkan adanya masalah di hulu sampai hilir.

"Tidak bisa kita mengklaim kita sudah menang, masih jauh. Ini yang harus disadari, bahwa situasinya masih krisis, kita masih belum dalam situasi terkendali karena levelnya masih di community transmission," jelas dia.


Potensi gelombang ketiga

Dengan situasi masih adanya penularan di komunitas atau community transmission, Dicky menyebut potensi gelombang tiga masih sangat tinggi.

Cakupan vaksinasi penuh yang belum mencapai 50 persen dan tingginya mobilitas akibat penurunan level PPKM juga harus diwaspadai.

Sebab, krisis varian Covid-19 Delta masih belum selesai, sementara 60 persen penduduk Indonesia termasuk kategori rawan infeksi.

Untuk itu, Dicky terus berpesan agar masyarakat tidak abai, meski level PPKM sudah menurun.

"5M harus terus, semua harus mawas diri. Kalau bekerja bisa di rumah, ya di rumah, kalau penting baru keluar. Seperti itu new normal yang harus diterapkan, cuci tangan, pakai masker," jelasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/11/162500665/indeks-pemulihan-covid-19-indonesia-nomor-1-di-asia-tenggara

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke