Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
"Tidak ada teori atau biologis yang masuk akal untuk gagasan bahwa vaksin dapat mengubah warna darah seseorang," lanjut dia.
Konsultan di International Plasma and Fractionation Association, Dr Paul Strengers mengungkapkan, darah memang bisa tampak dalam berbagai warna, tapi tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19.
"Darah tampak dalam berbagai warna, termasuk merah, biru, hijau, dan ungu. Warna pelangi ini dapat ditelusuri ke molekul protein yang membawa oksigen dalam darah," ujar Strengers.
Ia menjelaskan, protein yang berbeda menghasilkan warna yang berbeda.
Misalnya, jika seseorang telah makan makanan yang sangat berlemak, warna darah pada hari berikutnya akan menunjukkan bahwa setelah pendinginan, permukaan plasma darah (kuning) berubah menjadi putih.
Alasannya yakni di permukaan lemak dalam darah mengambang di plasma dan ada lapisan lemak putih.
Strengers menambahkan, vaksinasi memang meningkatkan konsentrasi antibodi spesifik dalam tubuh yakni pemicu antigen dalam vaksin.
"Antibodi (spesifik) tidak memiliki warna," ujar Strengers.
Ia mengatakan, warna darah dapat berubah jika disimpan untuk jangka waktu tertentu, di mana ia mengalami perubahan metabolisme menjadi keadaan non-oksidatif.
Informasi yang menyebut, vaksin virus corona dapat mengubah warna darah dan orang yang sudah divaksin tidak bisa donor darah adalah hoaks.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes mengatakan bahwa tidak ada kaitan antara sel darah merah dengan vaksinasi Covid-19.
Selain itu, orang yang sudah divaksin masih dapat melakukan donor darah seperti biasanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.