Dikutip dari BBC Amerika, berjalan di lajur kiri dalam lalu lintas adalah kebiasaan yang umurnya ratusan tahun, disebut-sebut sejak zaman Yunani kuno, Mesir dan Romawi.
Hal itu tak lepas dari kebiasaan era di mana orang-orang bepergian masih membawa pedang.
Diketahui, sekitar 85-90 persen manusia tidak kidal.
Karena itu saat mengemudi kereta atau gerobak, para ksatria akan berada di sisi kiri sebab tangan kanan mereka berfungsi untuk membawa pedang, tombak, pisau atau garpu rumput jika dia petani.
Pada tahun 1773, Pemerintah Inggris memperkenalkan Undang-Undang Jalan Raya Umum, yang mendorong penunggang kuda, kusir, dan orang-orang yang membawa sayuran mereka ke pasar (sambil membawa pedang) untuk mengemudi di sebelah kiri.
Undang-undang Jalan Raya tahun 1835 kemudian memperkuat ini, menjadikannya hukum negara.
Baca juga: Siapa Pemilik SIM dan Plat Nomor Kendaraan Pertama di Dunia?
Aturan di Perancis pra-revolusioner kendaraan berjalan di sebelah kiri.
Namun aturan berubah ketika Napoleon mengambil alih tentara dan mulai melakukan penyerangan ke sejumlah negara lainnya.
Dia lalu memerintahkan kendaraan dan tentara untuk tetap berjalan di sisi kanan.
Mitos menyebutkan, hal itu karena Napoleon kidal.
Namun alasan lainnya, hal itu dinilai untuk menyulitkan musuh-musuhnya saat menyerang menurut ahli taktik militer.
Penaklukan Napoleon membawa implikasi aturan baru ke sejumlah negara, seperti Swiss Jerman, Polandia, Spanyol, dan Italia, sehingga membuat mereka mengemudi di sebelah kanan.
Selanjutnya, tren di antara banyak negara selama bertahun-tahun telah mengarah ke kanan.
Dengan perluasan perjalanan dan pembangunan jalan di tahun 1800-an, peraturan lalu lintas dibuat di setiap negara.
Namun, mengemudi di sisi kiri diwajibkan di Inggris pada 1835. Negara-negara yang merupakan bagian dari jajahan Inggris juga mengikutinya.
Baca juga: Ramai Dibahas, Ini Alasan Setir Mobil Indonesia di Sebelah Kanan