Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
"Teknologi ini hanya mampu menyediakan data yang sangat terbatas (non personal) secara lokal," lanjutnya.
"Penandaan ini memerlukan pencitraan garis pandang langsung dari jarak kurang dari 1 kaki. Pelacakan jarak jauh atau berkelanjutan tidak mungkin dilakukan karena berbagai alasan teknis," jelas McHugh.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa sertifikat digital bukti vaksinasi Covid-19 akan ditanamkan di kulit dan digunakan untuk memata-matai pergerakan manusia adalah tidak benar alias hoaks.
Klaim tersebut telah dibantah oleh pemeriksa fakta independen dan kredibel, FactCheck.org pada 14 April 2020.
Menurut FactCheck.org, klaim tersebut dibangun berdasarkan dua informasi yang sama sekali tidak berkaitan.
Pertama, sertifikat digital adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim informasi terenkripsi melalui internet, misalnya tanda tangan digital yang digunakan untuk memverifikasi identitas.
Sementara itu, penelitian yang didanai Gates Foundation untuk menguji pencatatan vaksinasi yang dilekatkan pada kulit manusia tidak berkaitan dengan vaksin Covid-19.
Tak hanya itu, tinta yang digunakan pada kulit manusia juga tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai alat pelacak jarak jauh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.