Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Sertifikat Covid-19 Ditanamkan di Kulit sebagai Alat Pelacak

Kompas.com - 12/09/2021, 20:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Artikel tersebut dipublikasikan oleh pemeriksa fakta independen dan kredibel, FactCheck.org pada 14 April 2020.

Melansir FactCheck.org, 14 April 2020, klaim bahwa sertifikat vaksinasi digital akan digunakan untuk melacak pergerakan manusia mulai muncul pada awal pandemi Covid-19.

Klaim itu mencuat setelah Bill Gates berpartisipasi dalam forum diskusi online di Reddit pada 18 Maret 2020.

Dalam forum tersebut, Gates menjawab pertanyaan tentang cara mempertahankan bisnis selama pandemi berlangsung.

"Nantinya, kita akan memiliki semacam sertifikat digital untuk menunjukkan siapa yang telah pulih atau telah mengikuti tes Covid-19 atau ketika kita telah mendapatkan vaksin," demikian pernyataan Gates dalam forum tersebut.

Tentang sertifikat digital

Sertifikat digital digunakan untuk mengirim informasi terenkripsi melalui internet, misalnya tanda tangan digital yang digunakan untuk memverifikasi identitas.

Definisi sertifikat digital ditetapkan oleh Telecommunication Standardization Sector pada 1988. Sertifikat digital selalu berwujud virtual, dan bukan fisik.

Ketika Gates menyebutkan penggunaan sertifikat digital di forum diskusi Reddit, dia mengacu pada sertifikat digital sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan platform digital yang akan memperluas testing Covid-19 mandiri di rumah.

Hal tersebut disampaikan Gates Foundation dalam email ke FactCheck.org.

Tinta tidak bisa digunakan untuk melacak

Klaim yang beredar di Facebook juga menyebutkan bahwa Gates Foundation tengah mendanai penelitian untuk menguji pencatatan vaksinasi yang dilekatkan pada kulit manusia.

Gates Foundation mengonfirmasi kepada FactCheck.org melalui email bahwa penelitian tersebut tidak terkait dengan tindakan apa pun yang terkait dengan vaksin Covid-19.

Selain itu, tinta yang digunakan pada kulit manusia juga tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai alat pelacak jarak jauh.

Hal tersebut disampaikan Profesor Bioengineering di Rice University, Kevin McHugh, yang terlibat dalam penelitian tersebut.

"Tinta ini dikembangkan untuk memberikan catatan vaksinasi dan tidak memiliki kemampuan untuk melacak pergerakan siapa pun," kata McHugh dalam email kepada FactCheck.org.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com