Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan TNI AU soal Video Viral Sebut Racun Disebar di Langit Jagakarsa

Kompas.com - 11/09/2021, 10:15 WIB
Rendika Ferri Kurniawan

Editor

KOMPAS.com - Viral di media sosial, sebuah video yang memperlihatkan garis putih melengkung di langit.

Dalam video tersebut, terdapat seorang pria yang menyebutkan jika itu adalah racun yang disebar di langit Jagakarsa, Jakarta Selatan.

"Di atas langit Jagakarsa, di atas langit Jagakarsa racun disebar. Parah, parah, parah," demikian suara yang terdengar dari video yang viral di Twitter itu.

Unggahan tersebut sempat ramai di media sosial Twitter, diunggah oleh akun @Benk29912021, dan mendapat belasan ribu Retweet.

Namun, setelah ditelusuri lagi, video telah dihapus oleh pemilik akun. Kendati demikian, video itu masih tersebar di media sosial lain seperti Facebook.

Baca juga: Viral, Video Sebut Racun Disebar di Langit Jagakarsa, Ini Kata TNI AU

Penjelasan TNI AU

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah mengatakan bahwa narasi dalam video viral tersebut tidak benar.

"Iya, hoaks," ujar Indan, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Jumat (10/9/2021), 

Lebih lanjut, Indan menjelaskan, garis putih melengkung yang terlihat dalam video viral tersebut adalah jejak kondensasi pesawat terbang atau condensation trail.

Dia menuturkan, condensation trail adalah hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat.

Sebutan lain dari condensation trail adalah vapor trails. Namun, saat garis putih berpendar atau melebar seperti awan, itu disebut aviaticus cloud,

"Fenomena jejak putih tersebut dikenal dengan nama jejak kondensasi pesawat terbang atau condensation trail (contrails)," kata dia.

Dikatakan Indan, memang terdapat misi penerbangan dengan membawa bahan kimia, akan tetapi hanya untuk keperluan tertentu saja.

Sebagai contoh, misi TMC, yakni pesawat membawa NaCl disebar di area berawan untuk mempercepat terjadinya hujan.

"Selain itu, ada pesawat yang membawa bahan kimia untuk memadamkan kebakaran di suatu area. Ada pula pesawat yang membawa pupuk atau zat kimia antihama untuk menghentikan serangan hama pada area pertanian atau perkebunan," lanjut dia.

Baca juga: Update Corona 11 September: Kasus Harian Malaysia Melonjak, Tertinggi Ke-5 Sedunia

Pernah terjadi isu serupa

Sebelum video viral ini, terdapat juga video yang hampir sama menyebar di WhatsApp, TikTok, dan Facebook, sebagaimana telah dicek faktanya oleh Kompas.com pada 22 Juli 2021 lalu.

Dalam unggahan video tersebut menyebut, adanya garis putih seperti asap di langit yang muncul saat pesawat melintas.

Narasi yang dibagikan adalah disebarkan adalah senjata biologis berupa chemtrail untuk menyebar penyakit yang dilakukan oleh pesawat yang melintas.

viral isu chemtrailtanngkapan layar Facebook viral isu chemtrail

Dalam cek fakta yang dilakukan Kompas.com, Kepala Dinas Penerbangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah menegaskan bahwa garis putih yang dituding sebagai chemtrail itu adalah contrail atau condensation trail.

Indan mengatakan, asap putih seperti awan di langit setelah pesawat melintas merupakan hal wajar, jejak yang biasa ditinggalkan pesawat.

“Kalau saya lihat video sampai dengan menit 2.30 video tersebut adalah hal biasa, pesawat meninggalkan jejak seperti terlihat di video,” ujar Indan.

Ia mengatakan, contrail adalah hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat.

“Ada juga yang menyebutnya dengan vapor trails tapi jika bentuknya mulai berpendar atau melebar seperti awan biasa juga disebut dengan aviaticus cloud,” ujar Indan.

Baca juga: Ramai Video Sebut Chemtrail Sebar Bahan Kimia dari Pesawat, Ini Faktanya

Saring sebelum sharing

Indan pun mengimbau kepada masyarakat agar bertanya kepada yang lebih kompeten, sebelum menyebarkan segala sesuatu ke media sosial.

"Kepada warga masyarakat agar menanyakan kepada yang kompeten sebelum menyebarluaskan setiap informasi," kata Indan.

 

(Sumber: Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta | Editor : Inggried Dwi Wedhaswary) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com