Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Dalam Sejarah: Detik-detik WTC Dibom Teroris dan Tewaskan 2.996 Orang dalam 149 Menit

Kompas.com - 11/09/2021, 09:00 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Pada 11 September 2001 terjadi peristiwa mengerikan dan sangat melukai kemanusiaan di Amerika Serikat: Dua gedung kembar WTC ditabrak pesawat yang dibajak teroris hingga menewaskan 2.996 orang.

Teroris juga menyerang Pentagon hingga menewaskan ratusan orang.

Serangan yang terjadi pada 20 tahun silam itu mengagetkan dunia. Apalagi dua bangunan kembar itu adalah lambang kekuatan ekonomi, politik, dan militer AS.

Pasca-serangan mengerikan itu, AS gencar melancarkan perang melawan teroris, dengan melakukan invasi ke Afghanistan dan Irak.

Pasca-peristiwa serangan teroris berdarah itu, AS terus mengampanyekan gerakan melawan teroris hingga sekarang.

Serangan terhadap dua gedung WTC itu masih meninggalkan trauma mendalam, terutama bagi korban luka dan keluarga korban tewas.

Baca juga: Fakta Museum 9/11 di New York, Penghormatan untuk Para Korban WTC

Bagaimana detik-detik serangan teroris terhadap gedung simbol kekuatan ekonomi, politik dan militer AS itu?

BBC Indonesia menggambarkan bagaimana kekacauan dan teror yang terjadi selama 149 menit pada pagi hari itu.

Pukul 07.59

Pesawat American Airlines bernomor penerbangan AA11 lepas landas dari Bandara Internasional Logan di Boston menuju Los Angeles dengan kapasitas maksimum.

Seorang pilot dan co-pilot serta sembilan pramugari berada di dalam pesawat.

Di antara 81 penumpang duduk lima pembajak pesawat, dipimpin oleh Mohamed Atta yang berasal dari Mesir.

Rencana serangan sedang berlangsung saat itu.

Rencana itu telah diprakarsai lima tahun sebelumnya di pangkalan Al-Qaeda di Afghanistan.

Khalid Sheikh Mohammed, seorang militan Pakistan yang dianggap sebagai arsitek serangan tersebut, muncul dengan ide melatih anggota kelompok mereka sebagai pilot dengan tujuan membajak pesawat dan menggunakannya sebagai senjata melawan AS.

Rencana itu disetujui pemimpin Al-Qaeda, seorang jutawan Arab Saudi yang telah berada di radar badan-badan intelijen AS, dan yang akan menjadi orang yang paling dicari di dunia: Osama bin Laden.

Pukul 08:14

Dari terminal lain di bandara yang sama di Boston, pesawat UA175 milik maskapai United Airlines juga lepas landas menuju Los Angeles, dengan sembilan awak dan 56 penumpang.

Lima di antaranya adalah pembajak pesawat.

Pada saat yang sama, pada penerbangan AA11, para pembajak berhasil memasuki dek dan menguasai pesawat.

Pertama, dua pramugari ditikam, mungkin oleh pembajak yang duduk di kelas satu.

Selanjutnya, Atta, satu-satunya dari lima pembajak yang dibekali pelatihan tentang cara menerbangkan pesawat, menuju ke ruang pilot dari area tempat duduk penumpang bisnis, dikawal oleh pembajak lain.

Pembajak kelima menikam seorang penumpang.

Pukul 08:20

Pesawat American Airlines bernomor penerbangan AA77 lepas landas dari Bandara Internasional Washington-Dulles di Washington D.C. dengan enam awak pesawat dan 58 penumpang, termasuk lima pembajak pesawat.

Pesawat itu juga bertujuan ke Los Angeles.

Ini bukan kebetulan: empat penerbangan yang dibajak dijadwalkan untuk melakukan perjalanan dari ujung timur dan barat Amerika, yang berarti pesawat itu memuat hingga 43.000 liter bahan bakar.

Di tangan pembajak, pesawat menjadi peluru kendali.

Pukul 08:24

Atta mencoba untuk berkomunikasi dengan para penumpang, tetapi menekan tombol yang salah dan secara tidak sengaja menyampaikan berita tentang pembajakan tersebut kepada pengawas lalu lintas udara di Boston.

Dia mengungkapkan bahwa bukan hanya satu, tetapi beberapa pesawat telah dibajak.

Kebingungan, pengontrol lalu lintas udara mencoba memahami apa yang sedang terjadi, tetapi pesan kedua dari Atta tak menyisakan keraguan: Penerbangan AA11 telah dibajak.

Baca juga: Warga New York Abadikan Super Blood Moon Bersinar di Atas Liberty hingga WTC

Pada saat itu, para pembajak pesawat telah mematikan transponder, sebuah perangkat yang membantu pengawas lalu lintas udara mengidentifikasi setiap pesawat dan menentukan arah, kecepatan, dan ketinggiannya.

Hal ini membuat sulit untuk menemukan pesawat tersebut.

Berita tentang pembajakan mulai naik ke rantai komando di regulator penerbangan AS (FAA).

Lebih dari setengah jam berlalu sebelum pejabat FAA dan maskapai akhirnya memahami arti sebenarnya dari kata-kata Atta: "Kami memiliki beberapa pesawat".

Sementara itu, penerbangan lain terus lepas landas di seluruh negeri. Di antaranya adalah pesawat keempat dan terakhir yang dibajak hari itu.

Pukul 08:42

Penerbangan UA93 milik United Airlines lepas landas dari Bandara Internasional Newark di New Jersey, menuju San Francisco.

Pesawat itu semestinya lepas landas jam 8:00 pagi, namun lalu lintas pagi di bandara menunda keberangkatan.

Pesawat ini tidak mencapai target yang direncanakan, dan penundaan penerbangan dianggap berperan dalam hal tersebut.

Tetapi ada juga faktor penting lainnya. Penerbangan berangkat dengan tujuh anggota awak dan 37 penumpang, empat di antaranya adalah pembajak - tidak seperti tiga pesawat lainnya, di mana ada lima dari mereka.

Saat pesawat UA93 lepas landas, pesawat kedua - UA175 - dibajak di udara.

Pukul 08:44

Setengah jam setelah dibajak, penerbangan AA11 melintasi langit New York yang cerah.

Tidak hanya bebas dari awan, tetapi juga bebas dari pesawat: pengendali lalu lintas udara meyakini penerbangan itu menuju Bandara Internasional John F. Kennedy dan meminta pesawat lain untuk menyingkir.

Terlepas dari risiko yang ada, pramugari Madeline Sweeney melaporkan setiap perkembangan kepada manajer layanan penerbangan American Airlines Michael Woodward selama sekitar 15 menit dari telepon di bagian belakang pesawat.

Penerbangan AA11 mulai turun, tetapi tidak menuju bandara JFK.

"Ada yang tidak beres. Kami turun dengan cepat," kata Sweeney.

Woodward meminta Sweeney melihat ke luar jendela untuk melihat apakah dia bisa memastikan di mana mereka berada.

Sweeney berkata: "Kami terbang rendah. Kami terbang sangat, sangat rendah. Kami terbang terlalu rendah."

Kemudian beberapa detik kemudian:

"Ya Tuhan, kami terlalu rendah"

Saat itulah panggilan berakhir.

Pukul 08:46

Penerbangan AA11 menabrak Menara Utara, salah satu Menara Kembar World Trade Center (WTC), yang telah mendominasi cakrawala New York selama tiga dekade dengan 110 lantainya.

Ada kebingungan yang absolut.

Constance Labetti saat itu sedang bekerja di lantai 99 Menara Selatan ketika dia melihat pesawat pertama datang.

"Saya hanya berdiri membeku. Saya tidak bergerak. Saya tidak bisa bergerak," katanya.

Baca juga: Ini Dia, Rekaman Suara Pramugari di Tragedi 11 September 20 Tahun Lalu

Suaranya termasuk di antara para penyintas dan kerabat para korban yang dikenang di 9/11 Memorial and Museum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com