Laju aliran rata-rata Parana adalah 17.000 meter kubik per detik. Namun, angka ini telah turun menjadi hanya 6.200, hampir di atas rekor terendah 5.800 yang tercatat pada 1944.
Hal itu telah mengurangi pembangkit listrik tenaga air Yacyreta yang membentang di sungai Parana antara Argentina dan Paraguay.
Pembangkit ini bahkan memasok 14 persen listrik Argentina.
"Tahun lalu kami pikir kami akan mencapai titik terendah tetapi tahun ini menjadi lebih buruk," kata Marcelo Cardinali, seorang manajer di pabrik.
Tak hanya itu, tingkat air yang rendah juga memengaruhi kemampuan ikan untuk berkembang biak, membuat sungai terputus dari sungai utama oleh gundukan pasir, dan menghalangi laguna tempat mereka biasanya bertelur.
Sungai-sungai yang mengering telah memperlihatkan tumpukan sampah sementara ternak mulai merumput di rumput liar yang muncul di dasar laguna kosong.
"Dengan turunnya permukaan air, semua bahan kimia terkonsentrasi di pantai," kata seorang penduduk bernama Ana Pirkas.
"Ketika air kembali, ikan yang menyedot lumpur akan mati. Kita akan melihat dampak yang sangat besar," ujar Ana.
Baca juga: Ganggang Hijau, Awal Ekosistem Baru di Antartika karena Perubahan Iklim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.