Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utas Viral, Kiriman Paket Ternyata Isinya 2 Ekor Ular Berbisa, Begini Ceritanya

Kompas.com - 11/08/2021, 15:56 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Sang kawan kemudian memberitahu Faris bahwa ternyata ular yang ia temukan itu termasuk dalam golongan ular berbisa, terlihat dari bentuk kepalanya yang lancip.

Sedikit takut, Faris akhirnya memberanikan diri untuk memastikan kondisi ular yang ia temukan di piala pertama itu. Untungnya, ular tersebut sudah benar-benar mati.

Baca juga: Ramai soal Kualifikasi IT Programmer PT KIMA Dianggap Harus Serba Bisa, Ini Tanggapan Kementerian BUMN

Nyaris dipatok King Cobra

Dengan perasaan sedikit tenang, Faris kemudian membongkar piala kedua.

"Feeling saya udah agak tenang. Pikir saya udah pada mati semua (ularnya). Yang kedua saya unboxing, terus saya ambil kainnya, terus saya pindahin ke kardus," kata Faris.

"Nah, pas saya buka, itu langsung nongol ularnya. Masih hidup. Wah saya panik kan. Langsung saya tutup kardus, langsung saya lakban," ungkapnya.

Pada saat itu, Faris belum tahu bahwa ular yang baru saja ia lihat itu adalah anakan King Cobra, salah satu jenis ular paling berbisa di dunia.

"Itu kalau sampai saya kena gigit, udah jadi berduka itu. Sudah jadi rumah duka ini di rumah," ujar Faris.

Setelah menemukan adanya dua ekor ular dalam kedua piala itu, Faris kemudian menghubungi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat untuk meminta bantuan.

Namun, pihak BKSDA Jabar ternyata tidak memiliki tim yang mampu mengevakuasi ular berbisa. Mereka lantas menyarankan Faris untuk menghubungi Pemadam Kebakaran (Damkar).

"Akhirnya saya hubungi Damkar. Damkar langsung responsif. 10 menit habis saya telepon langsung datang," kata Faris.

Faris mengatakan, tim Damkar Kota Bandung langsung bergerak cepat mengevakuasi ular itu dari rumahnya.

Diduga sindikat penyelundup satwa

Faris mengaku, ia belum sempat menghubungi customer yang hendak mengirimkan paket piala itu ke Inggris.

"Belum saya hubungi. Kebetulan kemarin itu kan karena nguras waktu banget ngurusin ular itu. Jadi ya kemarin itu akhirnya saya sibuk ngurusin kerjaan yang terbengkalai, karena berapa jam itu saya dari pagi sampai siang ngurusin ular," ujar Faris.

Akan tetapi, Faris mengaku ragu bisa melacak atau bertemu kembali dengan customer yang mencoba mengirimkan dua ekor ular itu.

Ia berkaca dari pengalaman paket lukisan berisi ular yang ia terima pada Juli 2021. Ketika itu, ia sudah mencoba menghubungi sang customer, tetapi kontak WhatsApp-nya justru diblokir.

"Nah, yang kedua ini ya kemungkinan ending-nya sama sih. Saya mesti diblokir juga," ujar Faris.

Faris menduga, dua kasus paket berisi ular yang ia alami ini merupakan ulah dari sindikat penyelundup satwa. Dugaan itu muncul setelah ia membagikan pengalamannya itu di Twitter.

Ia mengatakan, ada beberapa komunitas pencinta reptil yang menghubunginya, dan memberitahunya bahwa tindakan semacam itu biasanya dilakukan oleh penyelundup.

"Ini betul. Memang ada komplotannya. Mereka itu kirim ke luar negeri itu kadang ada yang lolos x-ray, kadang enggak. Jadi sebetulnya, pengiriman ular ke luar negeri gini, penyelundupannya, mungkin sudah berlangsung praktiknya. Hanya memang banyak yang enggak ketahuan, lolos-lolos aja, yang ini kebetulan kena sama saya," kata Faris.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com