Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utas Viral, Kiriman Paket Ternyata Isinya 2 Ekor Ular Berbisa, Begini Ceritanya

Kompas.com - 11/08/2021, 15:56 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pengusaha jasa pengiriman barang ke luar negeri asal Kota Bandung, Jawa Barat, dikejutkan dengan temuan dua ekor ular berbisa dalam sebuah paket yang hendak ia kirimkan.

Faris (28) menceritakan pengalamannya itu di media sosial Twitter dalam utas yang ia unggah pada Selasa (10/8/2021).

Pemilik jasa pengiriman barang AWI Express ini mengatakan, dua ekor ular berbisa itu disembunyikan oleh pelanggannya dalam dua buah piala.

Lantaran merasa ada yang janggal, Faris memutuskan untuk membongkar kedua piala itu.

Tak disangka, ia justru menemukan dua ekor ular berbisa, satu ekor ular sudah dalam kondisi tak bernyawa, sedangkan seekor lainnya masih hidup.

Faris mengungkapkan, pengalamannya baru-baru ini bukanlah yang pertama. Ia pernah mengalami hal serupa belum lama ini, tepatnya pada Juli 2021.

Baca juga: Viral, Buah Teretung Mirip Durian, Buah Apa Itu?

Kronologi

Faris mengatakan, paket dua buah piala itu ia terima pada Senin (9/8/2021) dari dua orang customer yang mengaku hendak mengirimkan sampel piala ke Inggris.

"Dateng ke sini bawa dua piala. Dua piala yang sudah dibungkus bubble wrap, tapi dibungkus seadanya, enggak bagus-bagus banget. Katanya mau dikirim ke Inggris sebagai sampel," kata Faris, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/8/2021).

Ketika menerima paket itu, Faris menyarankan kepada kedua customer tersebut untuk melakukan pengemasan ulang terhadap paket yang akan dikirimkan.

Sebab, menurutnya, kemasan paket itu masih kurang aman dan berpotensi mengalami kerusakan dalam perjalanan.

"Akhirnya kita packing ulang tuh. Kita tambahin bubble wrap, terus di kantor sini kita kasih kardus yang tebal. Totalnya hampir Rp 2 jutalah ongkirnya itu," ujar Faris.

Setelah paket itu selesai dikemas ulang, kedua customer tersebut menyepakati dan menyerahkan tarif ongkos kirim yang harus dibayarkan, kemudian pulang.

Baca juga: UPDATE Daftar Terbaru 201 Zona Merah Covid-19 di Indonesia

Curiga isi paket

Pada saat itu, sebenarnya Faris sudah menaruh curiga terhadap paket tersebut.

Sebab, belum lama ini, pada Juli 2021, ada customer yang mengaku hendak mengirimkan lukisan ke luar negeri, tetapi ternyata di bagian dalam lukisan itu terdapat seekor ular.

"Bulan Juli itu kita udah pernah kena kiriman ular, tapi dia kamuflasenya pakai lukisan. Dia bilang isinya lukisan, dibungkus pakai kotak kayu. Ternyata si kotak kayu itu isinya ular," ujar Faris.

Selain itu, Faris juga merasa ada yang janggal lantaran barang yang dikirim nilainya tak seberapa, tetapi customer bersedia membayar mahal untuk ongkirnya.

"Kecurigaannya, itu barang kan piala cuman... ya nilainya berapa sih, tapi orang itu mau bayar sampai mahal gitu kan," kata Faris.

"Dan memang kalau berdasarkan keterangan dari rekan saya, biasanya piala, wayang, itu suka ada yang diselundupin di dalamnya. Karena dia punya ruang kosong yang enggak kepakai," imbuh dia.

Baca juga: Jadi Syarat Aktivitas, Ini Cara Download Sertifikat Vaksin via PeduliLindungi

Pengiriman ditunda

Faris mengatakan, pada Senin (9/8/2021) malam, sedianya paket berisi dua piala itu akan dijemput oleh kurir dari DHL Express.

Sebelum menjemput paket itu, kurir dari DHL Express menanyakan kepada Faris apakah paket yang akan dikirimkan sudah dicek secara keseluruhan.

Faris mengungkapkan, ketika itu kurir dari DHL Express mengungkapkan kecurigaannya terhadap paket piala tersebut.

Menurut sang kurir, pihak DHL Express sempat kecolongan paket piala yang di dalamnya ternyata berisi hewan.

"Akhirnya malam itu (paket) enggak jadi di-pick up. Karena misalkan jadi diambil, kemudian nanti ketahuannya di Cukai di Jakarta, itu kita bisa kena banned," ungkap Faris.

Faris mengatakan, ia sebelumnya sudah menerima teguran dari pihak Cukai karena sempat kecolongan paket lukisan yang ternyata berisi ular pada Juli 2021.

"Bulan kemarin itu saya kenanya sudah di Cukai sana, kena x-ray. Makanya, kalau sekarang kena lagi kan kemungkinan udah parah itu (tegurannya)" ujar Faris.

Baca juga: BLT Subsidi Gaji Cair Rp 1 Juta, Ini 3 Cara Mengeceknya

Ada ular di dalam piala

Pada Selasa (10/8/2021) pagi, Faris akhirnya memutuskan untuk membongkar dua piala yang hendak dikirimkan ke Inggris itu.

"Saya coba bongkar. Dari bawah saya buka kuncinya. Pas ditarik katupnya itu yang bagian atas, nah ada kain di dalamnya. Waktu itu udah curiga ular," kata Faris.

Ia lantas memindahkan bungkusan kain dari piala pertama itu ke dalam kardus, dan membukanya di sana.

"Di kardus itu baru saya buka. Ternyata ularnya mati. Di piala yang pertama itu ularnya mati, sudah bau bangkai," kata Faris.

Mengetahui ada ular di dalam piala tersebut, Faris kemudian menghubungi kawannya dari komunitas pehobi reptil untuk bertanya mengenai jenis ular yang ia temukan.

Sang kawan kemudian memberitahu Faris bahwa ternyata ular yang ia temukan itu termasuk dalam golongan ular berbisa, terlihat dari bentuk kepalanya yang lancip.

Sedikit takut, Faris akhirnya memberanikan diri untuk memastikan kondisi ular yang ia temukan di piala pertama itu. Untungnya, ular tersebut sudah benar-benar mati.

Baca juga: Ramai soal Kualifikasi IT Programmer PT KIMA Dianggap Harus Serba Bisa, Ini Tanggapan Kementerian BUMN

Nyaris dipatok King Cobra

Dengan perasaan sedikit tenang, Faris kemudian membongkar piala kedua.

"Feeling saya udah agak tenang. Pikir saya udah pada mati semua (ularnya). Yang kedua saya unboxing, terus saya ambil kainnya, terus saya pindahin ke kardus," kata Faris.

"Nah, pas saya buka, itu langsung nongol ularnya. Masih hidup. Wah saya panik kan. Langsung saya tutup kardus, langsung saya lakban," ungkapnya.

Pada saat itu, Faris belum tahu bahwa ular yang baru saja ia lihat itu adalah anakan King Cobra, salah satu jenis ular paling berbisa di dunia.

"Itu kalau sampai saya kena gigit, udah jadi berduka itu. Sudah jadi rumah duka ini di rumah," ujar Faris.

Setelah menemukan adanya dua ekor ular dalam kedua piala itu, Faris kemudian menghubungi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat untuk meminta bantuan.

Namun, pihak BKSDA Jabar ternyata tidak memiliki tim yang mampu mengevakuasi ular berbisa. Mereka lantas menyarankan Faris untuk menghubungi Pemadam Kebakaran (Damkar).

"Akhirnya saya hubungi Damkar. Damkar langsung responsif. 10 menit habis saya telepon langsung datang," kata Faris.

Faris mengatakan, tim Damkar Kota Bandung langsung bergerak cepat mengevakuasi ular itu dari rumahnya.

Diduga sindikat penyelundup satwa

Faris mengaku, ia belum sempat menghubungi customer yang hendak mengirimkan paket piala itu ke Inggris.

"Belum saya hubungi. Kebetulan kemarin itu kan karena nguras waktu banget ngurusin ular itu. Jadi ya kemarin itu akhirnya saya sibuk ngurusin kerjaan yang terbengkalai, karena berapa jam itu saya dari pagi sampai siang ngurusin ular," ujar Faris.

Akan tetapi, Faris mengaku ragu bisa melacak atau bertemu kembali dengan customer yang mencoba mengirimkan dua ekor ular itu.

Ia berkaca dari pengalaman paket lukisan berisi ular yang ia terima pada Juli 2021. Ketika itu, ia sudah mencoba menghubungi sang customer, tetapi kontak WhatsApp-nya justru diblokir.

"Nah, yang kedua ini ya kemungkinan ending-nya sama sih. Saya mesti diblokir juga," ujar Faris.

Faris menduga, dua kasus paket berisi ular yang ia alami ini merupakan ulah dari sindikat penyelundup satwa. Dugaan itu muncul setelah ia membagikan pengalamannya itu di Twitter.

Ia mengatakan, ada beberapa komunitas pencinta reptil yang menghubunginya, dan memberitahunya bahwa tindakan semacam itu biasanya dilakukan oleh penyelundup.

"Ini betul. Memang ada komplotannya. Mereka itu kirim ke luar negeri itu kadang ada yang lolos x-ray, kadang enggak. Jadi sebetulnya, pengiriman ular ke luar negeri gini, penyelundupannya, mungkin sudah berlangsung praktiknya. Hanya memang banyak yang enggak ketahuan, lolos-lolos aja, yang ini kebetulan kena sama saya," kata Faris.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com