KOMPAS.com - Di saat manusia sedang bergulat dengan Covid-19, epidemi baru tampaknya sedang menginfeksi spesies burung di Amerika Utara.
Banyak burung ditemukan mati di seluruh Amerika Serikat.
Burung-burung itu tampaknya dilanda gelombang penyakit misterius sejak April 2021.
Baca juga: Bagaimana Cara Gajah Tidur?
Ahli ornitologi mengatakan, burung tersebut memiliki mata bengkak serta masalah neurologis yang tampaknya menyebabkan burung kehilangan keseimbangan.
"Bukan hal yang aneh melihat burung dengan masalah mata," kata Direktur dan Pendiri Pusat Penyelamatan Hewan City Wildlife di Washington Jim Monsma, dikutip dari DW.
Monsma telah bekerja di bidang perlindungan dan rehabilitasi hewan di daerah perkotaan selama 25 tahun, terutama di Washington.
Tetapi Monsma dan rekan-rekannya butuh beberapa saat untuk menyadari bahwa apa yang mereka lihat tidak biasa.
"Awalnya kami tidak tahu bahwa kami sedang menghadapi epidemi," kata Monsma.
Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah
Wabah itu telah menyebar setidaknya 965 kilometer (600 mil) dari ibu kota, melintasi wilayah Midwest Amerika Serikat dan ke negara bagian Indiana.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menerbitkan laporan tentang kematian burung misterius pada awal Juni.
Meski detailnya masih kabur, para ahli mencoba melacak epidemi kembali ke asalnya.
"Yang pertama kami lihat adalah pada April. Kemudian pada awal Juni, saat itulah kami mulai mengirim burung ke pusat hewan. Mereka terkejut mendengar jumlah kami pada saat itu. Sekarang, kami hampir mencatat 200 ekor terinfeksi," jelas Monsma.
Baca juga: Mengenal Harimau Sumatera yang Terancam Punah...
Pusat hewan telah memeriksa unggas untuk kemungkinan penyebab kematian atau penyakit, tetapi sejauh ini hasilnya tidak meyakinkan.
Salah satu ahli menghubungkan penyakit itu dengan kedatangan jangkrik Brood-X yang muncul sekitar akhir April hingga awal Mei 2021.
Sebab, warga mulai memperhatikan unggas yang mati di saat yang sama.
"Kami kehilangan populasi burung kami pada tingkat yang mengkhawatirkan," kata Monsma.
"Sekitar sepertiga spesies di Amerika menurun dengan cepat. Ini menyebar ke spesies lain. Kita tentu tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa itu bisa menyebar ke manusia," sambungnya.
Namun, itu hanyalah dugaan sementara.
Baca juga: Mengenal Magawa, Tikus yang Berhasil Memenangkan Medali Emas
Penelitian lanjutan itu penting karena flu burung lain juga terbukti sangat berbahaya bagi manusia.
USGS menyarankan untuk berhenti memberi makan burung sampai epidemi berakhir.
Jika pengumpan dan tempat mandi burung disimpan, mereka harus dibersihkan dengan larutan pemutih 10 persen.
Hewan peliharaan juga harus dijauhkan dari burung yang sakit atau mati.
Baca juga: Mengenal Badak Putih Utara, Satwa yang Disebut Punah, Sisa 2 Ekor di Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.