Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Kista Ovarium dan Cara Mendeteksinya

Kompas.com - 15/06/2021, 13:57 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aktris Dinda Kirana menjalani operasi pengangkatan kista ovarium pada Jumat (11/6/2021).

Menurut Dinda, ada kista berukuran 3 centimeter di dalam rahimnya sejak 2020.

Sebelum tahu ada kista, Dinda mengaku sering mengalami sakit yang parah ketika menstruasi. Bahkan, rasa sakit itu membuatnya tak bisa berdiri.

Namun, Dinda tidak langsung menjalani pengobatan dan menundanya hingga 2021.

Dalam waktu satu tahun, kista tersebut sudah membesar dan menjadi dua kista endometriosis dengan ukuran 12 centimeter dan 5 centimeter di masing-masing ovarium.

Ovarium adalah bagian dari sistem reproduksi wanita. Organ ini terletak di perut bagian bawah di kedua sisi rahim.

Wanita memiliki dua ovarium yang menghasilkan sel telur serta hormon esterogen dan progesteron.

Baca juga: Ramai soal Penyakit Kista Disebut Muncul Tanpa Disadari, Ini Penjelasan Dokter

Apa saja gejala mengalami kista ovarium?

Dilansir dari Healthline, 15Juni 2015, kantung yang berisi cairan atau kista akan berkembang di salah satu ovarium.

Banyak wanita akan mengalami setidaknya satu kista selama hidup mereka. Dalam kebanyakan kasus, kista tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak ada gejala.

Gejala dapat muncul saat kista tumbuh dan berkembang atau membesar.

Gejala yang dialami, antara lain:

  • Perut kembung atau bengkak
  • Buang air besar yang menyakitkan
  • Nyeri panggul sebelum atau selama siklus menstruasi
  • Hubungan intim yang menyakitkan
  • Nyeri di punggung bawah atau paha atas
  • Nyeri pada payudara
  • Terasa mual dan muntah

Adapun, gejala parah yang dialami seorang perempuan dengan kista ovarium, yakni:

  • Nyeri panggul yang parah atau tajam
  • Demam
  • Pingsan atau pusing
  • Pernapasan cepat

Gejala-gejala ini dapat mengindikasikan kista yang pecah atau torsi ovarium. Kedua komplikasi tersebut bisa menyebabkan konsekuensi serius jika tidak ditangani sejak dini.

Baca juga: Kista, Apakah Berbahaya? Ini Penyebab dan Cara Pengobatan Kista

Komplikasi kista ovarium

Kebanyakan kista ovarium jinak dan secara alami hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.

Akan tetapi, dokter dapat mendeteksi massa ovarium kistik yang bersifat kanker dalam pemeriksaan rutin.

Kondisi torsi ovarium merupakan salah satu jenis komplikasi kista ovarium.

Torsi ovarium adalah komplikasi lain yang jarang terjadi pada kista ovarium.

Hal ini terjadi ketika kista besar menyebabkan ovarium berputar atau bergerak dari posisi semula. Suplai darah ke ovarium terputus, dan jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan atau kematian pada jaringan ovarium.

Meski jarang terjadi, torsi ovarium berkontribusi hampir 3 persen dari operasi ginekologi darurat.

Sementara, kista yang pecah juga jarang terjadi. Akan tetapi, jika benar-benar terjadi, dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat dan pendarahan internal.

Komplikasi ini meningkatkan risiko infeksi dan dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani.

Baca juga: Apa Itu Kista? Simak Jenis, Gejala, dan Pencegahannya

Cara mendiagnosis kista ovarium

Jika Anda telah merasakan gejala-gejala seperti di atas, segeralah ke dokter dan lakukan pendeteksian kista ovarium dengan rutin.

Dengan pemeriksaan, kita dapat mengetahui pembengkakan pada salah satu indung telur dan mengecek keberadaan kista dengan gelombang ultrasound.

Tes ultrasound (ultrasonography) adalah tes pencitraan yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar organ internal Anda.

Tindakan ini membantu menentukan ukuran, lokasi, bentuk, dan komposisi (padat atau berisi cairan) kista.

Selain itu, alat pencitraan yang digunakan untuk mendiagnosis kista ovarium yakni:

  • CT scan: perangkat pencitraan tubuh yang digunakan untuk membuat gambar penampang organ dalam.
  • MRI: tes yang menggunakan medan magnet untuk menghasilkan gambar organ dalam yang mendalam

Perangkat ultrasound, perangkat pencitraan yang digunakan untuk memvisualisasikan ovarium.

Lantaran sebagian besar kista hilang setelah beberapa minggu atau beberapa bulan, dokter mungkin tidak segera merekomendasikan tindakan perawatan.

Dokter biasanya akan mengulangi pemeriksaan tes ultrasound dalam beberapa minggu atau bulan untuk memeriksa kondisi pasien.

Jika tidak ada perubahan pada kondisi organ dalam, atau jika kista tidak bertambah besar, dokter akan meminta tes tambahan untuk menetukan penyebab lain dari gejala yang dialami pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com