Ada penumpang yang merangkak melalui celah patah badan pesawat, lalu melompat keluar dari PK-GIE yang tengah diamuk api.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Jawa Timur, 222 Orang Tewas
Menurut Dirut Garuda Indonesia Soepandi perawatan pesawat melalui Garuda Maintanance Facility (GMF) cukup baik.
Begitu pula, perawatan menjelang terbang dari Jepang ke Indonesia sesuai dengan prosedur yang berlaku dan dilakukan pihak Japan Airlines (JAL) yang sejak tahun 1990 disubkontrakkan Garuda kepada JAL.
"Kalau tidak layak terbang ya tidak mungkin dilepas. Kondisi pesawat terbang maupun mesinnya pada waktu transit telah dicek pihak JAL, dan kondisinya dinyatakan tetap oke. Mesin ketiga yang terbakar itu baru diganti pada 25 Januari 1995," katanya.
DC-10 PK-GIE belum sempat mengudara (airborne) ketika mesin kanannya itu terbakar. Kecepatan luncur tatkala itu diperkirakan masih di bawah kecepatan decision speed V1, sekitar 150 knot.
"Nampaknya Capt. Londong mengambil keputusan aborted take-off dan mungkin karena melihat ada tanggul di ujung landasan pacu, ia membelokkan pesawatnya ke kanan seperti tampak jelas dalam tayangan siaran CNN," kata sebuah sumber Kompas.
Ditambahkan bila tidak dibelokkan, pesawat bermesin tiga tersebut pasti akan menabrak tanggul dan mungkin korban akan lebih banyak.
Diberitakan Harian Kompas, 17 Juni 1996, Aircraft Accident Investigation Committee Kementerian Transportasi Jepang menyimpulkan dari hasil penelitian terhadap kecelakaan DC-10-30 Garuda Indonesia di Bandara Fukuoka bahwa penyebab dari kecelakaan tersebut adalah akibat kerusakan mesin kanan General Electric CF6-50C yang memaksa Kapten Ronald R Longdong mengambil keputusan abortive take-off, tidak mengudara.
Hasil akhir penelitian itu yang dikutip surat kabar Yomiuri Shimbun dan Asahi Shimbun, 15 Juni 1996. Kesimpulan itu serupa dengan yang disampaikan Dirjen Perhubungan Udara Zainuddin Sikado.
Investigation Comittee itu juga menyimpulkan mesin nomor dua (di ekor pesawat) berfungsi baik sewaktu akan lepas landas.
Lubang yang terdapat setelah pesawat gagal lepas landas, disebabkan oleh benturan pylon roda yang lepas dari kedudukannya dan membuat lubang tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.