Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Ladang Jagung Habis Dimakan Tikus dalam Satu Malam

Kompas.com - 05/06/2021, 17:31 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang memperlihatkan ladang jagung habis tak bersisa akibat dimakan tikus, viral dan menarik perhatian warganet di media sosial, Facebook.

Video tersebut salah satunya dibagikan oleh akun @Jantiko Sarung pada Senin (1/6/2021).

Lokasi ladang jagung itu disebutkan berada di Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.

Dalam video tersebut, disebutkan bahwa ladang jagung seluas 2 hektare itu habis tak bersisa akibat dimakan tikus, hanya dalam waktu satu malam saja.

Baca juga: Video Viral Semangka Digoreng, Begini Kata Ahli Gizi

Hingga Sabtu (5/6/2021) sore, unggahan itu telah mendapatkan 129 komentar dan telah dibagikan sebanyak 251 kali.

Baca juga: Video Viral Aksi Kejar-kejaran Mobil Patwal Vs Honda Brio seperti Game GTA, Apa yang Terjadi?

Lantas, bagaimana persis kejadian peristiwa tersebut?

Ratusan tikus tertangkap

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Seputih Raman Iptu Chandra Dinata membenarkan terjadinya peristiwa ladang jagung yang habis dimakan tikus dalam waktu semalam itu.

Dia mengatakan, peristiwa tersebut dilaporkan terjadi sekitar sepekan lalu oleh para petani di Kecamatan Seputih Raman.

Chandra mengatakan, kejadian itu telah ditindaklanjuti oleh dinas terkait, TNI/Polri, serta masyarakat, dengan melakukan gropyokan bersama-sama.

Baca juga: Imbas Lockdown, Warga Miskin Myanmar Konsumsi Tikus dan Ular

Untuk diketahui, gropyokan adalah kegiatan gotong-royong membasmi tikus sawah, dengan cara mengasapi lubang tempat tikus bersarang menggunakan gas belerang.

Kegiatan gotong-royong untuk menumpas tikus itu telah dilakukan pada Kamis (3/6/2021).

"Kemarin dapet 100-an (tikus) kurang lebih," kata Chandra saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/6/2021).

Baca juga: Anggur Jan Ethes hingga Padi Fatmawati, Nama Tanaman dari Keluarga Presiden

Kegiatan gropyokan untuk membasmi hama tikus yang telah merusak ladang jagung milik petani di Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah, Kamis (3/6/2021).Dok. Polsek Seputih Raman Kegiatan gropyokan untuk membasmi hama tikus yang telah merusak ladang jagung milik petani di Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah, Kamis (3/6/2021).

Populasi tikus membeludak

Chandra mengatakan, populasi tikus di kawasan tempat ladang jagung itu memang berada dalam kondisi berlebih.

"Lubang tikusnya, di setiap sawah itu luar biasa. Banyak sekali," kata Chandra.

Dia menyebutkan, penyebab membeludaknya populasi tikus itu salah satunya adalah karena lokasi ladang jagung yang berdekatan dengan perkebunan karet.

"Berdekatan dengan lahan-lahan karet. Hama-hama itu kan dari sana," kata Chandra.

Baca juga: Gas Air Mata dan Peluru Karet, Cara Afrika Tertibkan Warganya Saat Lockdown

Selain itu, maraknya penangkapan ular sawah juga ditengarai sebagai penyebab populasi tikus membeludak.

Berkurangnya populasi ular, yang merupakan predator alami tikus, membuat pertumbuhan populasi tikus sawah menjadi tak terkendali.

"Banyak yang nyari ular sawah masalahnya, sekarang ini. Untuk dijual. Iya akhirnya (berdampak) ke populasi tikus yang luar biasa itu," imbuhnya.

Chandra mengatakan, gropyokan akan kembali dilakukan Minggu (6/6/2021) pukul 06.00 pagi, dengan melibatkan seluruh petani di Kecamatan Seputih Raman dan instansi terkait.

Baca juga: Antara Jan Ethes dan Varietas Baru Buah Anggur...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Resmi Dilantik, Berikut Profil dan Kekayaan PM Singapura Lawrence Wong

Resmi Dilantik, Berikut Profil dan Kekayaan PM Singapura Lawrence Wong

Tren
Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Tren
Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Tren
Ban 'Botak' Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Ban "Botak" Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Tren
Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com