KOMPAS.com - Pemerintah Myanmar memutuskan untuk melakukan penguncian wilayah atau lockdown di Kota Yangon selama September lalu, sebagai respons atas datangnya gelombang kedua Covid-19 di wilayah mereka.
Atas kebijakan tersebut, otomatis masyarakat yang mendapatkan penghasilan dari sektor informal mengalami kesulitan keuangan, karena aktivitas di luar rumah dilarang untuk dilakukan.
Mengutip Asiaone (25/10/2020), seorang perempuan bernama Ma Shuu yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang salad harus menutup lapak dagangannya pada kuncian pertama pada Maret.
Baca juga: Inggris Tetapkan 3 Aturan Sistem Baru Lockdown, Ini Rinciannya
Saat itu, demi mendapatkan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ma Shuu menjual perhiasan dan emas miliknya untuk membeli makanan.
Kini, Pemerintah Myanmar memberlakukan kuncian yang kedua kalinya.
Melansir pemberitaan Reuters (23/10/2020), Ma Shuu pun terpaksa kembali menjual barang-barang pribadinya.
Baca juga: Mengapa Harga Emas Cenderung Terus Naik?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.