Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi Jamur Hitam di India: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Kompas.com - 23/05/2021, 16:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

"Dalam kasus yang paling parah, infeksi dapat melewati pembuluh darah ke otak, berpotensi menyebabkan hilangnya penglihatan atau menciptakan lubang menganga di wajah," kata dia.

"Jika tidak dikendalikan, tidak diobati, itu dapat memiliki (tingkat) kematian dari 20 persen hingga 50 persen," tambahnya.

Baca juga: [HOAKS] Polisi Gunakan Tembakan Saat Bubarkan Aksi Bela Palestina

Gejala umum

Gejala jamur hitam, termasuk seperti yang dikutip dari Livemint tergantung pada bagian tubuh mana jamur tumbuh, tetapi yang banyak ditemukan di antaranya: 

  • Penglihatan kabur atau ganda,
  • Nyeri dada,
  • Pembengkakan wajah,
  • Demam,
  • Bisul kulit
  • Nyeri atau kemerahan di sekitar mata atau hidung
  • Sesak napas
  • Muntah darah
  • Perubahan kondisi mental

Pencegahan

  • Gunakan masker jika Anda mengunjungi lokasi konstruksi yang berdebu
  • Pakai sepatu, celana panjang, kemeja lengan panjang dan sarung tangan saat menangani tanah (berkebun), lumut atau pupuk kandang
  • Menjaga kebersihan pribadi, termasuk mandi scrub secara menyeluruh
  • Penyakit ini dapat ditangani dengan mengendalikan diabetes, menghentikan obat imunomodulasi, mengurangi steroid dan debridemen bedah ekstensif. 

Baca juga: Vaksin AstraZeneca Disarankan Tidak untuk Orang di Bawah 30 Tahun, Ini Alasannya

Pengobatan

Menurut CDC, jamur hitam dapat diobati dengan obat antijamur dan sering diberikan secara intravena, misalnya Amphotericin B.

Pasien mungkin memerlukan obat antijamur hingga enam minggu untuk pulih. Pemulihan mereka tergantung pada seberapa dini penyakit itu didiagnosis dan diobati.

Seringkali, pembedahan diperlukan untuk memotong jaringan yang mati atau terinfeksi.

"Pada beberapa pasien, hal ini dapat mengakibatkan hilangnya rahang atas atau bahkan mata," kata Kementerian Kesehatan India dalam pernyataannya.

Kaitannya dengan Covid-19

Jamur ini mudah menyerang orang dengan gangguan kekebalan lebih rentan terhadap infeksi, termasuk pasien Covid-19 dan pasien diabetes.

Selain itu juga orang yang menggunakan steroid, dan mereka yang memiliki penyakit penyerta lain seperti kanker atau transplantasi organ.

"Karena faktor-faktor ini, pasien Covid-19 menghadapi risiko baru untuk gagal dalam pertempuran melawan serangan yang dipasang oleh organisme seperti mucormycetes," kata Kementerian Kesehatan India merujuk pada jamur yang menyebabkan mukormikosis.

Pasien Covid-19 yang menjalani terapi oksigen di ICU kemungkinan memiliki humidifier di bangsal - yang dapat meningkatkan paparan mereka terhadap kelembapan, dan membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi jamur, kata kementerian tersebut.

Baca juga: Kominfo Blokir Raid Forums Usai Kebocoran Data Penduduk Dinilai Tak Efektif, Ini Alasannya

Menurut situs resmi Kesehatan Nasional India, pasien bisa meningkatkan risiko jamur hitam karena infeksi Covid-19, karena kadar glukosa tinggi dalam tubuh, karena antibiotik.

"Tidak berarti bahwa setiap pasien Covid-19 akan terinfeksi oleh Mucormycosis, karena jarang terjadi di antara mereka yang tidak menderita diabetes," tulis web tersebut.

Disebutkan, prevalensi diabetes di negara tersebut hingga 18 persen dari populasi orang dewasa, terutama di daerah perkotaan.

"India adalah ibu kota penderita diabetes di dunia, karena memiliki iklim tropis di mana jamur berkembang biak. Jadi semua ini telah menyebabkan epidemi jamur hitam," kata Thacker dari Breach Candy Hospital.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com