Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kajian Kemenkes: 2 Dosis Vaksin Sinovac Turunkan Risiko Penularan Covid-19 hingga 94 Persen

Kompas.com - 18/05/2021, 20:57 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vaksinasi dengan dua dosis vaksin Sinovac diklaim mampu menurunkan risiko penularan Covid-19 yang bergejala.

Temuan tersebut diperoleh berdasarkan kajian cepat yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). 

Penelitian dilakukan pada periode 13 Januari-18 Maret 2021 terhadap 128.290 tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta, untuk mengukur jangka waktu vaksin melindungi tubuh.

Penelitian berfokus pada kelompok tenaga kesehatan yang belum divaksinasi dan yang sudah divaksinasi, baik dosis pertama maupun yang sudah vaksinasi lengkap dua dosis.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Disebut Sangat Efektif di Indonesia, Bagaimana di Negara Lain?

Hasil penelitian itu menemukan, efektivitas penurunan risiko penularan setelah divaksin dengan dua dosis vaksin Sinovac mencapai 94 persen.

Selain itu, vaksinasi Sinovac pemberian dosis kedua juga bisa mencegah hingga 96 persen perawatan karena Covid-19, serta mencegah 98 persen kematian karena Covid-19.

Pentingnya vaksinasi dosis lengkap

Ketua Tim Peneliti Efektivitas Vaksin Kemenkes Pandji Dhewantara mengatakan, berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pemberian vaksinasi dosis lengkap dapat menurunkan risiko dan mencegah Covid-19 bergejala secara signifikan.

"Vaksinasi menurunkan risiko perawatan dan kematian sampai 98 persen, jauh lebih besar dibandingkan pada individu yang baru menerima dosis pertama, di mana hanya efektif menurunkan sekitar 13 persen risiko Covid-19 bergejala," kata Pandji, dikutip dari laman resmi Kemenkes, Rabu (12/5/2021)

Pandji mengatakan, berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa vaksinasi Sinovac dosis lengkap bisa menurunkan risiko penularan Covid-19 sebanyak 94 persen.

Tak hanya itu, vaksinasi Sinovac pemberian dosis kedua juga bisa mencegah hingga 96 persen perawatan karena Covid-19, serta mencegah 98 persen kematian karena Covid-19.

"Hal itu menunjukkan bahwa vaksinasi lengkap itu sangat disarankan karena vaksinasi pemberian dosis pertama itu belum cukup melindungi. Apabila masyarakat sudah menerima vaksinasi penuh atau lengkap itu akan jauh lebih efektif dalam menurunkan risiko Covid-19 baik perawatan maupun kematian," kata Pandji.

Baca juga: Vaksin Sinopharm 482.400 Dosis Tiba di Tanah Air Bersama Sinovac

Berikut rincian data dari penelitian tersebut:

Efektivitas menurunkan risiko penularan

  • Tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 sebelum divaksin adalah 2.431 dari 28.055 atau 8,66 persen.
  • Sedangkan tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 setelah divaksin dosis 1 adalah 657 dari 8.458 atau 7,76 persen.
  • Kemudian, tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 setelah divaksin dosis 2 adalah 521 dari 91.777 atau 0,56 persen.

Efektivitas mencegah perawatan

  • Tenaga kesehatan dirawat karena Covid-19 sebelum divaksin adalah 102 dari 28.055 atau 0,36 persen.
  • Sedangkan tenaga kesehatan dirawat karena Covid-19 setelah divaksin dosis 1 adalah 24 dari 8.458 atau 0,20 persen.
  • Kemudian, tenaga kesehatan dirawat karena Covid-19 setelah divaksin dosis 2 adalah 7 dari 91.777 atau 0,007 persen.

Efektivitas mengurangi risiko kematian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Tren
Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir 31 Juta Rupiah per 453 Gram

Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir 31 Juta Rupiah per 453 Gram

Tren
Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Tren
Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Tren
Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Tren
Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Tren
Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Tren
Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Tren
BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

Tren
8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

Tren
Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

Tren
Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Tren
Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Tren
Resmi, Ini Kelompok Pekerja yang Berhak Dapat THR 2024

Resmi, Ini Kelompok Pekerja yang Berhak Dapat THR 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com