Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strain Baru Mutasi Corona Ditemukan di India, Diduga Lebih Menular

Kompas.com - 24/04/2021, 11:15 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Institut ini menampung salah satu dari 10 laboratorium India yang bekerja di seluruh negeri untuk mengurutkan genom dari pasien virus corona.

NIBMG yang pertama kali mengurutkan strain Bengal dari seorang pasien pada 25 Oktober tahun lalu. Pada Januari tahun ini, ditemukan telah berkembang biak dalam jumlah yang cukup besar.

Data yang dikirimkan dari India ke GISAID, menunjukkan B.1.618 adalah varian paling umum ketiga yang diurutkan dalam 60 hari terakhir di seluruh negeri, menyebabkan hampir 12 persen kasus.

Diduga lebih menular

Seberapa cepat varian mutasi triple ini dapat menyebar?

Menurut Vinod Scaria, proporsi varian mutasi triple telah tumbuh secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir di Benggala Barat.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Inggris, Diduga Lebih Menular

Namun dia menambahkan bahwa banyak yang belum diketahui tentang varian ini dan diperlukan lebih banyak penelitian tentang hal itu.

Dalam sebuah laporan, The Hindu mengatakan varian mutasi triple mungkin terdiri "sebanyak 15 persen" dari genom di Benggala Barat antara Januari dan Maret tahun ini.

Meski jawaban pasti terkait seberapa berbahaya varian ini belum diumumkan, para ahli mengatakan varian virus Covid-19 ini lebih menular daripada varian lainnya.

"Ini adalah varian yang lebih menular. Ini membuat banyak orang sakit dengan sangat cepat," kata Dr Madhukar Pai, profesor epidemiologi di Universitas McGill dalam sebuah wawancara dengan NDTV.

Dampak pada vaksin

Para ahli khawatir bahwa varian baru tersebut dapat berdampak pada kemanjuran vaksin karena varian baru tersebut memiliki mutasi besar, yaitu E484K, yang membantunya menghindari sistem kekebalan.

"Anda mungkin tidak aman dari varian ini bahkan jika Anda sebelumnya telah terinfeksi oleh jenis lain, atau bahkan jika Anda telah divaksinasi," kata Sreedhar Chinnaswamy dari Institut Nasional Genomedis Biomedis (NIBG) kepada The Times of India.

Meski begitu terlalu dini untuk mengatakan apakah varian ini bertanggung jawab atas lonjakan kasus Covid-19 di Bengal.

Baca juga: Sudah Divaksin tapi Masih Bisa Terinfeksi Covid-19? Simak, Ini Penjelasan Kemenkes

Perlu langkah ekstra

Dicky telah mengingatkan pada awal tahun 2021 bahwa tahun ini akan banyak varian baru.

"Tahun baru 2021 adalah tahun lahirnya munculnya varian-varian baru akibat negara-negara ini tidak mengendalikan pandeminya dengan baik akibat virus ini mudah menginfeksi manusia dan bereplikasi atau bermutasi," tuturnya.

Dia mengingatkan strategi screening di perbatasan, 3T, 5M, dan vaksinasi perlu dilakukan. Karena berpotensi lebih menular dan keburukan-keburukan lainnya strategi itu perlu ditingkatkan.

"Strategi-strategi itu harus meningkat berkali lipat secara kualitas kuantitas," kata Dicky.

Selain itu tidak boleh ada pelonggaran, pengabaian serta rasa cepat puas diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com