Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Strain Baru Mutasi Corona Ditemukan di India, Diduga Lebih Menular

KOMPAS.com - India baru-baru ini menjadi perbincangan dunia karena "gelombang tsunami" Covid-19 di negara tersebut.

India mencatatkan rekor baru penambahan 300.000 kasus Covid-19 pada 22 April 2021.

Salah satu penyebabnya diduga adanya varian mutasi ganda B.1.617. Disebut mutasi ganda karena varian virus ini mengandung dua mutasi di dalamnya yakni L4525 dan E484Q.

"Kedua mutasi ini saling memperkuat dalam menurunkan efikasi antibodi sehingga infeksi lebih mudah dan cepat menular," kata epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman pada Kompas.com, Sabtu (24/4/2021).

Mutasi triple 

Diberitakan India Today, 22 April 2021, di India ditemukan varian baru yaitu Mutasi Triple atau Strain Bengal dari Covid-19. Varian itu disebut-sebut lebih menular daripada varian lainnya.

Meskipun varian ini sebagian besar beredar di Benggala Barat, varian ini juga terdeteksi dalam sampel dari Delhi dan Maharashtra.

Para ahli mengatakan saat ini tidak ada bukti konklusif untuk mengomentari dampak varian ini terhadap vaksin tetapi keberadaan mutasi E484K di dalamnya memprihatinkan.

E484K adalah varian Immune escape utama dan juga ditemukan di sejumlah garis keturunan yang muncul di seluruh dunia.

Varian Immune escape adalah mutasi yang membantu varian menghindari sistem kekebalan dan mungkin mengakibatkan penurunan efektivitas vaksin.

Apa itu varian Mutasi Triple?

Seperti namanya, mutasi triple terbentuk ketika tiga mutasi virus bergabung untuk membentuk varian baru. Dalam hal ini, ketiga mutasi tersebut adalah:

  1. Penghapusan dan dua perubahan protein lonjakan
  2. Penghapusan H146 dan Y145
  3. Mutasi pada E484K dan D614G pada protein spike

Varian mutasi triple adalah garis keturunan kedua dari virus SARS-CoV-2 yang diidentifikasi di India. Ini disebut 'B.1.618' dan sebagian besar beredar di Benggala Barat.

Vinod Scaria, seorang peneliti di Dewan Penelitian Ilmiah dan Industri Institut Penelitian Genomik dan Biologi Integratif (CSIR-IGIB) yang berbasis di New Delhi menjelaskan urutan paling awal dari varian ini diisolasi pada 25 Oktober 2020 dalam sampel yang dikumpulkan dari seorang pasien di Benggala Barat.

Kemudian deteksi terbaru dilakukan pada 17 Maret. Sementara garis keturunan varian ini terutama ditemukan di India, anggota garis keturunan juga ditemukan di AS, Singapura, Swiss, dan Finlandia.

Varian Bengal pertama kali ditemukan dalam sampel di luar India pada 22 April 2021.

Urutan genom virus

Melansir Times of India, 22 April 2021, pengurutan genom virus dikumpulkan dari India timur oleh National Institute of Biomedical Genomics (NIBMG), Kalyani, sekitar 50 km dari Kolkata.

Institut ini menampung salah satu dari 10 laboratorium India yang bekerja di seluruh negeri untuk mengurutkan genom dari pasien virus corona.

NIBMG yang pertama kali mengurutkan strain Bengal dari seorang pasien pada 25 Oktober tahun lalu. Pada Januari tahun ini, ditemukan telah berkembang biak dalam jumlah yang cukup besar.

Data yang dikirimkan dari India ke GISAID, menunjukkan B.1.618 adalah varian paling umum ketiga yang diurutkan dalam 60 hari terakhir di seluruh negeri, menyebabkan hampir 12 persen kasus.

Diduga lebih menular

Seberapa cepat varian mutasi triple ini dapat menyebar?

Menurut Vinod Scaria, proporsi varian mutasi triple telah tumbuh secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir di Benggala Barat.

Namun dia menambahkan bahwa banyak yang belum diketahui tentang varian ini dan diperlukan lebih banyak penelitian tentang hal itu.

Dalam sebuah laporan, The Hindu mengatakan varian mutasi triple mungkin terdiri "sebanyak 15 persen" dari genom di Benggala Barat antara Januari dan Maret tahun ini.

Meski jawaban pasti terkait seberapa berbahaya varian ini belum diumumkan, para ahli mengatakan varian virus Covid-19 ini lebih menular daripada varian lainnya.

"Ini adalah varian yang lebih menular. Ini membuat banyak orang sakit dengan sangat cepat," kata Dr Madhukar Pai, profesor epidemiologi di Universitas McGill dalam sebuah wawancara dengan NDTV.

Dampak pada vaksin

Para ahli khawatir bahwa varian baru tersebut dapat berdampak pada kemanjuran vaksin karena varian baru tersebut memiliki mutasi besar, yaitu E484K, yang membantunya menghindari sistem kekebalan.

"Anda mungkin tidak aman dari varian ini bahkan jika Anda sebelumnya telah terinfeksi oleh jenis lain, atau bahkan jika Anda telah divaksinasi," kata Sreedhar Chinnaswamy dari Institut Nasional Genomedis Biomedis (NIBG) kepada The Times of India.

Meski begitu terlalu dini untuk mengatakan apakah varian ini bertanggung jawab atas lonjakan kasus Covid-19 di Bengal.

Perlu langkah ekstra

Dicky telah mengingatkan pada awal tahun 2021 bahwa tahun ini akan banyak varian baru.

"Tahun baru 2021 adalah tahun lahirnya munculnya varian-varian baru akibat negara-negara ini tidak mengendalikan pandeminya dengan baik akibat virus ini mudah menginfeksi manusia dan bereplikasi atau bermutasi," tuturnya.

Dia mengingatkan strategi screening di perbatasan, 3T, 5M, dan vaksinasi perlu dilakukan. Karena berpotensi lebih menular dan keburukan-keburukan lainnya strategi itu perlu ditingkatkan.

"Strategi-strategi itu harus meningkat berkali lipat secara kualitas kuantitas," kata Dicky.

Selain itu tidak boleh ada pelonggaran, pengabaian serta rasa cepat puas diri.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/24/111500965/strain-baru-mutasi-corona-ditemukan-di-india-diduga-lebih-menular

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke