Mengutip Harian Kompas, 7 Januari 1993, Xanana dikenal sebagai pimpinan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Fretilin yang telah melakukan pemberontakan selama belasan tahun.
Pada 1991, masyarakat di Dili melakukan demonstrasi menuntut kemerdekaan Timor Leste.
Beberapa di antara mereka diadili dan dikenai dakwaan melakukan tindakan subversif.
Baca juga: Mengenal Penghargaan Bergengsi Edward Warner yang Diberikan kepada Habibie
Xanana juga tak luput dari bui di tengah invansi Indonesia. Xanana dipenjara selama 6 tahun setelah tertangkap pada 1992.
Jelang pergantian presiden dari Soeharto ke Bacharuddin Jusuf Habibie, Xanana dipindahkan menjadi tahanan rumah.
Tak lama setelah lengsernya Soeharto, Timor Leste mengadakan referendum pada 20 Agustus 1999. Timor Leste ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk sebuah negara merdeka.
Baca juga: Mengenang Habibie, dari Dunia Dirgantara hingga Kecamannya terhadap Musik Rap
Sebanyak 78 persen masyarakat Timor Leste memilih untuk membentuk negara sendiri dan lepas dari Indonesia.
Negara ini pun memiliki nama resmi Republik Demokratis Timor Leste dan mendapatkan status sebagai negara independen pada 2002.
Xanana langsung dipilih menjadi presiden pertama Timor Timur. Ia menjabat selama 5 tahun, mulai 2002-2007.
Ia melanjutkan karier politiknya dengan menjabat sebagai Perdana Menteri Timor Leste, mulai 2007-2015.
Baca juga: Pesawat R80, Impian BJ Habibie yang Belum Terwujud