Secara khusus, ini melihat kasus trombosis vena serebral, pembekuan darah di kepala.
Keputusan untuk menangguhkan penggunaan vaksin memicu kekhawatiran atas laju upaya vaksinasi di kawasan itu, yang telah dipengaruhi oleh kekurangan pasokan.
Baca juga: Distribusi Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditunda, Ini Penjelasan Kemenkes
Direktur Eksekutif EMA Emer Cooke menuturkan bahwa vaksin aman dan efektif.
“Manfaatnya dalam melindungi orang dari Covid-19 dengan risiko kematian dan rawat inap yang terkait lebih besar daripada kemungkinan risikonya,” ujarnya.
Komite ahli EMA untuk Keamanan Obat Ny. Cooke telah menemukan bahwa vaksin tidak terkait dengan peningkatan risiko penggumpalan darah secara keseluruhan.
Namun, lanjut dia, pihaknya tidak dapat mengesampingkan secara pasti hubungan antara vaksin dan kasus gangguan pembekuan yang tidak biasa tetapi sangat serius.
Sehingga, direkomendasikan adanya peningkatan kesadaran tentang kemungkinan risiko terjadinya pembekuan darah, dengan memastikan risiko tersebut disertakan dalam informasi produk.
Cooke menuturkan bahwa investigasi tambahan sedang dilakukan.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, petugas kesehatan harus diberi tahu terkait risiko ini.
“Dokter harus diberi tahu tentang risiko trombosis vena pada wanita di bawah usia 55 tahun, sehingga mereka pada gilirannya dapat memberi tahu pasien,” tuturnya.
Baca juga: 6 Vaksin yang Digunakan untuk Vaksinasi Virus Corona di Indonesia
Sebelumnya, sebanyak 13 negara Uni Eropa menangguhkan penggunaan vaksin, setelah melaporkan sejumlah kecil kasus pembekuan darah di antara penerima vaksin di wilayah tersebut.
Negara-negara Uni Eropa memilih untuk menghentikan penggunaan obat mereka sebagai tindakan pencegahan.
“Ada beberapa kasus sangat tidak biasa dan mengganggu yang membenarkan jeda dan analisis ini," kata ahli imunologi Prancis Alain Fischer, yang mengepalai dewan penasehat pemerintah.
Di Jerman, otoritas kesehatan juga menunjuk sejumlah kecil pembekuan darah langka pada orang yang divaksinasi saat membenarkan keputusannya.
Negara lain, seperti Belgia, Polandia, dan Republik Ceko akan terus memberikan vaksin AstraZeneca.
Keputusan untuk menghentikan peluncuran vaksin AstraZeneca dikritik oleh beberapa politisi dan ilmuwan, karena dianggap membatalkan seluruh peluncuran vaksinasi.
Baca juga: AstraZeneca Klaim Vaksinnya Tak Sebabkan Penggumpalan Darah
Perusahaan mengatakan tidak ada bukti peningkatan risiko pembekuan darah akibat vaksin.
Disebutkan, pihaknya telah menerima 37 laporan pembekuan darah dari lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di UE dan Inggris pada 8 Maret.
“Angka-angka ini jauh lebih rendah daripada yang diharapkan terjadi secara alami pada populasi umum dengan ukuran ini dan serupa dengan vaksin Covid-19 berlisensi lainnya", ujar perusahaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.