Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesifikasi Jet Tempur F-15EX yang Akan Dibeli Indonesia

Kompas.com - 19/02/2021, 14:25 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fajar Prasetyo mengatakan, Indonesia tidak lama lagi akan mendatangkan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) modern.

"Mulai tahun ini hingga tahun 2024, kita akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap," ujar KSAU seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (18/2/2021).

Adapun sejumlah alutsista yang segera mendarat di Indonesia di antaranya, pesawat tempur F-15EX buatan Boeing dan Dassault Rafale yang diproduksi Dassault Aviation Perancis.

Dikutip dari Anadolu Agency merujuk dokumen Rapim TNI 2021 beberapa waktu lalu, Indonesia rencananya akan memboyong 36 unit pesawat Rafale dan 8 unit pesawat F-15EX.

Diharapkan, 6 unit F-15EX sudah tiba di Tanah Air sebelum 2022.

Baca juga: Seperti Ini Spesifikasi Jet Tempur Eurofighter Typhoon Incaran Menhan Prabowo...

Lalu, seperti apa spesifikasi jet tempur F-15EX ini?

Buatan Boeing

Pesawat atau jet tempur F-15EX ini adalah buatan perusahaan penerbangan asal Amerika Serikat (AS), Boeing.

Jet tempur Boeing ini berhasil menyelesaikan uji terbang pertamanya pada Selasa, 2 Februari 2021 lalu.

Uji terbang itu berlangsung sekitar 90 menit dan pesawat berkinerja seperti yang diharapkan, kata Boeing dalam rilisnya.

Baca juga: Ramai Inspeksi Boeing 737, Mengapa Pesawat Bisa Mengalami Keretakan?

"Penerbangan yang sukses hari ini membuktikan keamanan dan kesiapan jet untuk bergabung dengan armada tempur AS," kata Wakil Presiden Boeing, Prat Kumar dikutip dari Defense News, Selasa (2/2/2021).

Selain itu, jet tempur F-15EX ini juga disebut dapat menunjang modernisasi Angkatan Udara AS dengan menggabungkan sistem manajemen pertempuran, sensor canggih dan senjata yang di desain digital.

Pasalnya, Boeing akan mengirimkan dua pesawat pertama F-15EX ke Angkatan Udara AS pada akhir Maret mendatang.

"F-15EX menyatukan manfaat rekayasa digital, sistem misi terbuka, dan pengembangan perangkat lunak tangkas agar tetap terjangkau dan dapat diupgrade selama beberapa dekade mendatang," ujar Prat Kumar.

Baca juga: Melihat Spesifikasi Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ dari PT DI untuk TNI AU

Spesifikasi

Jet tempur F-15 milik Angkatan Udara Israel.AFP / JACK GUEZ Jet tempur F-15 milik Angkatan Udara Israel.

Jet tempur ini terlihat menyerupai F-15 yang telah diterbangkan Angkatan Udara AS selama beberapa dekade lalu.

Akan tetapi dalam banyak hal, ini adalah jet tempur yang lebih modern.

Boeing F-15EX ini memiliki sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning dan Survivability System yang dibuat oleh BAE Systems untuk meningkatkan efektivitas misi dan kemampuan bertahan.

Lalu di bagian radar, dilengkapi dengan radar AN/APG-82 Raytheon Technologies, kontrol penerbangan kokpit digital.

Jet tempur ini memiliki fitur kontrol penerbangan fly-by-wire, dengan kabin kokpit digital serta didukung oleh fitur modern dari sistem komputer ADCP-II Honywell.

Baca juga: Melihat Spesifikasi Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ dari PT DI untuk TNI AU

Dilansir dari laman Boeing, jet tempur F-15EX dapat membawa lebih banyak senjata daripada pesawat tempur lain di kelasnya.

Selain itu, juga dapat meluncurkan senjata hipersonik hingga sepanjang 22 kaki dan berat hingga 7.000 pound.

"F-15EX adalah versi paling canggih dari F-15 yang pernah dibuat, sebagian besar karena tulang punggung digitalnya," kata manajer program Boeing F-15EX, Lori Schneider.

Sementara itu, perbedaan paling signifikan antara F-15EX dan F-15 lawas terletak pada arsitektur Open Mission Systems (OMS).

Dilansir dari laman resmi Angkatan Udara AS, af.mil, arsitektur OMS akan memungkinkan penyisipan cepat teknologi pesawat terbang terbaru.

Baca juga: Spesifikasi Pesawat TNI AU KT-1B Wong Bee yang Jatuh di Yogyakarta

AS juga beli jet tempur F-15EX

Pesawat jet F-15EX akan menggantikan pesawat F-15C dan D milik Angkatan Udara AS yang sudah menua, banyak di antaranya telah beroperasi selama lebih dari 35 tahun.

Berkaca dari hal tersebut, dinilai dapat berisiko bagi keselamatan para pilot. Maka, Angkatan Udara AS melakukan retrofit atau menggantinya dengan unit baru.

Departemen Pertahanan AS mempertimbangkan untuk membeli jet F-35 tambahan sebagai ganti pesawat tuanya, tetapi keseluruhan anggaran diperkirakan mencapai 1,5 triliun dollar AS.

Baca juga: Mengenal Pesawat Boeing 737-800 yang Jatuh di Iran

Hingga akhirnya, mereka memutuskan untuk menghemat anggaran dengan membeli F-15EX sebagai opsi yang lebih hemat.

Angkatan Udara AS melakukan pesanan pertama untuk F-15EX pada Juli 2020 untuk delapan jet pertama dengan nilai tidak melebihi sekitar 1,2 miliar dollar AS atau senilai Rp 1,6 triliun.

Dalam kontrak pembelian, mencakup opsi pembelian hingga 200 jet tempur itu.

Angkatan Udara memproyeksikan akan membeli setidaknya 144 pesawat F-15EX dengan keseluruhan nilai kontrak mencapai 23 miliar dollar AS.

Baca juga: Menilik Spesifikasi dan Kecanggihan Airbus A330-900 Neo, Pesawat Garuda yang Bermasker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com