Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
“Karena air bukan obat,” ungkapnya.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) dr Tonang Dwi Ardyanto juga menerangkan informasi tentang air yang dapat dipergunakan untuk obat Covid-19 karena dapat melancarkan peredaran darah adalah juga tidak benar.
“Salah,” ujar Tonang dikonfirmasi terpisah, Minggu (7/2/2021).
Dirinya menerangkan pemahaman keseimbangan cairan tidaklah sesederhana demikian.
Menurutnya sumber masukan air tidak hanya dari minuman dan makanan namun juga jalur lain, begitu pula untuk pengeluarannya.
Selain itu keseimbangan cairan bukanlah hal yang tunggal karena harus mempertimbangkan keseimbangan elektrolit, asam, basa, dan sebagainya.
Adapun pada Covid-19 menurutnya memang dapat mengganggu sistem koagulasi.
Namun ia menerangkan, pengentalan darah akibat faktor koagulasi berbeda dengan yang terjadi pada pengentalan darah akibat dehidrasi.
“Kalau dehidrasi, ada benarnya pemberian cairan. Tapi kalau faktor koagulasi, beda,” jelas dia.
"Covid itu mengganggu sistem koagulasi. Bahwa dapat juga terjadi dehidrasi, itu faktor lain bukan karena gangguan koagulasinya," imbuhnya
Dari konfirmasi yang dilakukan Kompas.com, pesan yang mengatakan bahwa Covid-19 dapat diobati dengan air hangat karena air dapat melancarkan peredaran darah adalah tidak benar dan hal itu jelas hoaks.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.