Saking banyaknya orang yang tertimbun reruntuhan bangunan ketika itu, otoritas yang melakukan evakuasi seperti kepolisian, petugas pemadam kebakaran, disebut hanya bisa menyelamatkan sekitar 20 persen dari total korban yang terperangkap.
Sementara sisanya sekitar 80 persen korban justru berhasil diselamatkan oleh warga yang tidak memiliki keahlian atau alat bantu khusus.
Hal ini karena terbatasnya jumlah kekuatan petugas yang ada.
Baca juga: Pengungsi Banjir di Martapura, Kalsel: Kami Butuh Pakaian dan Obat-Obatan
Aparat harus dibagi, tidak hanya melakukan evakuasi, tapi juga memastikan keamanan, mengatur lalu lintas, dan sebagainya.
Perlahan setelah gempa berlalu, dilaporkan ada sekitar 1,4 juta relawan dari sepenjuru wilayah Jepang datang dan memberikan bantuannya.
Ya, bencana sudah berlalu, namun dampaknya di masyarakat tentu belum sepenuhnya tuntas.
Berdasarkan National Geograpic (6/4/2020), Jepang memang menjadi salah satu wilayah yang paling aktif secara geologis, karena menjadi tempat berinteraksinya 4 lempeng tektonik utama Bumi, yakni Eurasia, Filipina, Pasifik, dan Amerika Utara.
Dan gempa yang melanda Kobe adalah hasil dari adanya sesar di lokasi pertemuan lempeng Eurasia dan Filipina.
Baca juga: Mengapa Bandung Kerap Diterjang Banjir?
Antisipasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.