KOMPAS.com - Selama 24 jam terakhir, terjadi awan panas guguran dari Gunung Merapi.
Kasi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, mengatakan, awan panas sudah terjadi sejak 7 Januari 2021.
"Sejak tanggal 7 (sudah ada awan panas). Yang tadi pagi juga ada," kata Budi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, melalui keterangan tertulis, menyebutkan, awan panas terjadi pada pukul 04.00 WIB.
"Menurut laporan pengamatan awan panas Gunung Merapi tanggal 16 Januari 2021 pukul 00.00-06.00 WIB, terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 16 Januari 2021 pukul 04.00 WIB," kata Hanik.
Menurut Hanik, kolom erupsi setinggi 500 meter, arah luncuran ke hulu Kali Krasak dengan jarak luncur sekitar 1,5 kilometer.
Awan panas tercacat di seismogram dengan amplitudo maksimal 60 mm dan durasi 150 detik.
Baca juga: Laju Pertumbuhan Kubah Lava Gunung Merapi 8.500 Meter Kubik Per Hari
Saat terjadi awan panas, angin bertiup ke timur. Sementara itu, visual Gunung Merapi saat kejadian tertutup kabut sebagian.
Sebelumnya, pada 8-14 Januari 2021, terjadi 2 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 600 meter ke arah barat daya (hulu Kali Krasak).
Pada periode tersebut juga terdapat guguran lava pijar sebanyak 128 kali dengan jarak luncur maksimal 900 meter arah barat daya ke hulu Kali Krasak.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan