Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Terkini Gunung Merapi: Awan Panas Guguran pada Sabtu Pagi

Kompas.com - 16/01/2021, 07:25 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama 24 jam terakhir, terjadi awan panas guguran dari Gunung Merapi.

Kasi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, mengatakan, awan panas sudah terjadi sejak 7 Januari 2021.

"Sejak tanggal 7 (sudah ada awan panas). Yang tadi pagi juga ada," kata Budi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, melalui keterangan tertulis, menyebutkan, awan panas terjadi pada pukul 04.00 WIB.

"Menurut laporan pengamatan awan panas Gunung Merapi tanggal 16 Januari 2021 pukul 00.00-06.00 WIB, terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 16 Januari 2021 pukul 04.00 WIB," kata Hanik.

Menurut Hanik, kolom erupsi setinggi 500 meter, arah luncuran ke hulu Kali Krasak dengan jarak luncur sekitar 1,5 kilometer.

Awan panas tercacat di seismogram dengan amplitudo maksimal 60 mm dan durasi 150 detik.

Baca juga: Laju Pertumbuhan Kubah Lava Gunung Merapi 8.500 Meter Kubik Per Hari

Saat terjadi awan panas, angin bertiup ke timur. Sementara itu, visual Gunung Merapi saat kejadian tertutup kabut sebagian.

Sebelumnya, pada 8-14 Januari 2021, terjadi 2 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 600 meter ke arah barat daya (hulu Kali Krasak).

Pada periode tersebut juga terdapat guguran lava pijar sebanyak 128 kali dengan jarak luncur maksimal 900 meter arah barat daya ke hulu Kali Krasak.

"Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 14 Januari terhadap tanggal 7 Januari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan perkembangan kubah lava baru," ujar Hanik.

Kubah lava baru itu, yang disebut kubah lava 2021, berada di sektor barat daya Gunung Merapi di sekitar tebing lava 1997.

Ukuran volumenya pada 14 Januari 2021 sebesar 46.766 meter persegi dengan laju pertumbuhan sekitar 8.500 meter persegi per hari.

Intensitas kegempaan internal minggu ini menurun signifikan dibanding minggu lalu.

Baca juga: Ini Link untuk Pantau Aktivitas Gunung Merapi

Akan tetapi, gempa guguran (RF) atau gempa yang mencerminkan aktivitas guguran lava dari erupsi cenderung tinggi.

Dari kejadian-kejadian tersebut, aktivitas Gunung Merapi disebut masih cukup tinggi, yaitu berupa aktivitas erupsi efusif. Sementara itu statusnya masih Siaga.

Adapun hal yang perlu diwaspadai adalah potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya sejauh maksimal 5 kilometer di sungai:

  • Boyong
  • Bedog
  • Krasak
  • Bebeng
  • Putih.

Selain itu, yang perlu diwaspadai adalah lontaran material vulkanik yang jika terjadi letusan eksplosif dapat terjadi hingga radius 3 kilometer dari puncak.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tahapan Status Gunung Merapi Beserta Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com