Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refleksi Bencana Awal Tahun: Banjir Jakarta 2020 dan Gempa Sumba 2021...

Kompas.com - 01/01/2021, 15:07 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena bencana alam.

Selain terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, yakni lempe Indo-Australia, Eurasi, dan Pasifik, Indonesia juga terletak dalam jalur lingkar cincin api atau ring of fire.

Karena itulah, masyarakat Indonesia sudah akrab dengan beragam fenomena bencana alam, mulai dari kebakaran hutan, tanah longsor, tsunami, gunung meletus, banjir, hingga gempa bumi.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Gempa menjadi salah satu bencana yang kerap terjadi, bahkan beberapa di antaranya menyebabkan gelombang tsunami.

Sejauh ini, tidak ada alat yang benar-benar bisa memprediksi kapan bencana-bencana di atas akan datang menghampiri. 

Baca juga: Mengapa Bandung Kerap Diterjang Banjir?

Berikut fenomena bencana di awal tahun 2020 dan 2021:

Banjir Jakarta

Diberitakan Kompas.com (2/1/2020), sejumlah wilayah di lima wilayah kota Jakarta terendam banjir sejak Rabu, 1 Januari 2020.

Menurut BMKG, banjir Jakarta dan sekitarnya disebabkan karena curah hujan yang ekstrem.

Hasil pemantauan BMKG di Landasan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, curah hujan mencapai 377 milimeter.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?

Angka tersebut disebutkan merupakan curah hujan tertinggi yang menerpa Jakarta, dengan rekor sebelumnya pada 2007 dengan catatan 340 milimeter per hari.

Tercatat 31.323 warga yang berasal dari 158 kelurahan mengungsi karena rumahnya terendam banjir.

Banjir tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga jalan-jalan protokol Jakarta.

Bahkan salah satu warga di Ciputat meninggal karena tersengat listrik di rumahnya yang tengah terendam banjir.

Baca juga: Melihat Cara Belanda Mengatasi Banjir...

 

Di tengah situasi banjir yang terjadi, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan bahwa seluruh akses jalan tol dalam kota digratiskan hingga 2 Januari 2020 pukul 12.00 WIB.

Kebijakan ini sebagai bentuk kompensasi Pemerintah bagi masyarakat yang terdampak banjir.

"Hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yg merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. Hujan kali ini bukan hujan biasa," ujar Doni Monardo, Kepala BNPB sebagaimana diberitakan Kompas.com (1/1/2020).

Baca juga: Saat Curah Hujan Ekstrem Dituding Jadi Penyebab Banjir Jakarta di Awal 2020...

Gempa Sumba

Ilustrasi simulasi apabila terjadi gempa bumi, mitigasi gempa bumishutterstock Ilustrasi simulasi apabila terjadi gempa bumi, mitigasi gempa bumi

Setahun berlalu, hari ini, Jumat (1/1/2021) tahun baru di Indonesia kembali dibuka dengan bencana.

Kali ini gempa berkekuatan 5,0 dalam skala Magnitudo dilaporkan terjadi di Sumba, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, menyebut gempa Sumba terjadi pada Jumat (1/1/2021)sekitar pukul 06.12 WIB atau pukul 05.12 WITA.

Pusat gempa terletak di laut dengan kedalaman 83 km dan jarak 21 kilometer arah barat laut Kota Tambolaka, Sumba barat daya, NTT.

Baca juga: Akhir Tahun, Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Nias, Tak Berpotensi Tsunami

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami yang Senyap di Mentawai

Berdasarkan kedalamannya, gempa ini termasuk gempa dengan kedalaman menengah.

Guncangan yang dihasilkan cukup kuat dirasakan warga yang ada di Tambolaka, bahkan dirasakan hingga ke wilayah Labuan Bajo sehingga menyebabkan mereka berhamburan lari ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.

"Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono sebagaiama dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (1/1/2021).

Baca juga: Soal Karhutla dan Kabut Asap, Walhi: Ini Bencana Ekologis

Analisis BMKG menjelaskan peristiwa alam ini terjadi akibat adanya deformasi batuan pada bagian slab Lembeng Indo-Australia yang tersubuksi di bawah Kepulauan Sunda Kecil (NTB-NTT).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi mendatar dan naik (oblique thrust fault)," jelas Daryono.

BMKG pun menyebut, gempa ini adalah gempa pertama yang terjadi pada 2021.

Baca juga: Catat, Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan Masyarakat untuk Hadapi Bencana

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Antisipasi Gempa Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com