KOMPAS.com - Jakarta memang bukan kali ini saja terendam banjir, hampir di setiap musim penghujan tiba, kawasan Ibu Kota Negara ini memang kerap dilanda banjir.
Permasalahan banjir seolah sudah menjadi isu lawas di Jakarta.
Penyebabnya pun begitu kompleks, mulai dari minimnya area resapan air, pendangkalan sungai, sampah yang menghambat saluran air, dan banyak lagi yang lain.
Namun, satu hal yang disebut menjadi salah satu penyebab banjir Jakarta di awal 2020 ini adalah curah hujan yang terpantau ekstrem.
Dikatakan ekstrem karena angka yang tercatat relatif jauh lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo sebagaimana diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Dari beberapa titik pengukuran, terpantau curah hujan di kawasan Halim Perdana Kusuma mencapai 377 mm/hari, Taman Mini 335 mm/hari, dan Jatiasih 259 mm/hari.
"Hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yg merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. Hujan kali ini bukan hujan biasa," kata Doni merujuk penjelasan BMKG, Rabu (1/1/2020).
Sementara curah hujan di tahun-tahun sebelumnya tercatat relatif lebih rendah. Berikut ini catatan curah hujan dari tahun-tahun sebelumnya:
1996: 216 mm/hari
2002: 168 mm/hari
2007: 340mm/hari
2008: 250mm/hari
2013: 100mm/hari
2015: 277mm/hari
2016: 100-150 mm/hari
Baca juga: Awal Tahun 2020, Ini Rincian Banjir di Jakarta, Bekasi dan Tangerang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.