Namun, respons bunga terhadap perubahan ozon dan suhu sangat dipengaruhi oleh serbuk sari yang mengenai bunga tersebut.
Melansir IFL Science, ozon merupakan gas yang ditemukan di stratosfer bumi yang sangat kuat menyerap radiasi UV dari Matahari.
Jumlah total ozon di atmosfer bumi terus menurun sejak tahun 1970-an, membuat tumbuhan dan makhluk hidup lainnya terpapar lebih banyak radiasi UV.
Baca juga: BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem 2 Hari Ini
Bunga dengan serbuk sari tersembunyi seperti bladderwort, tingkat pigmen UV-nya ditentukan oleh suhu bukan paparan radiasi. Jika suhu naik, jumlah pigmen turun, meski tingkat ozon juga menurun.
Ahli biologi tanaman Harvard Charles Davis yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut menjelaskan, hal ini dikarenakan serbuk sari yang tersembunyi dalam kelopak bunga dapat melindunginya dari paparan sinar UV, tapi juga memaparkannya ke panas tambahan.
Saat suhu naik, perlindungan ekstra berisiko membuat serbuk sari terlalu panas.
Mengurangi pigmen UV juga mengurangi jumlah radiasi matahari yang diserap kelopak, karenanya dapat membantu menjaga serbuk sari tetap dingin.
Koski menambahkan, perubahan pigmen dapat mempengaruhi kemampuan tanaman untuk menarik penyerbuk karena tertarik pola sasaran yang kontras dengan pigmen UV tinggi dan rendah.
Mengubah tingkat pigmen juga dapat mengubah keefektifan pola tersebut.
Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem, Ini Tips Menjaga Kondisi Tubuh Tetap Prima
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.