Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor Kasus Harian Tembus 1.000, Korsel Lakukan Tes Massal di 150 Titik Kota Seoul

Kompas.com - 13/12/2020, 15:40 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otoritas Kesehatan Korea Selatan akan mulai melakukan tes gratis virus corona di 150 tempat pengujian darurat di Ibu Kota Seoul dan daerah sekitarnya.

Tindakan ini dilakukan setelah kasus infeksi corona di negara tersebut melonjak hingga melampaui 1.000 kasus. 

Pada 13 Desember 2020, Korea Selatan melaporkan 1.030 kasus baru virus corona harian. Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi apabila melihat grafik di situs Worldometers. 

Rekor kasus harian di Korea Selatan tembus 1.000 kasus. Pemerintah lakukan tes massal gratis di 150 titik Kota seoul dan sekitarnyascreenshoot Rekor kasus harian di Korea Selatan tembus 1.000 kasus. Pemerintah lakukan tes massal gratis di 150 titik Kota seoul dan sekitarnya

Korea Selatan sejak awal Januari 2020 hingga sejauh ini telah melaporkan 42.766 kasus infeksi positif corona. 

Pasien yang meninggal sebanyak 580 orang dan pasien sembuh 31.814 orang. Korsel juga telah melakukan tes pada 3.374.595 warganya dari total 51.289.113 jumlah penduduk. 

Baca juga: Korea Selatan Kerahkan Militer untuk Bantu Tangani Kasus Covid-19 yang Melonjak

Tes massal di Korea Selatan

Pusat Pengendalian Penyakit menyebutkan, mulai 14 Desember 2020-3 Januari 2021 akan dilaksanakan tes di Stasiun Seoul dan Yongsan, serta daerah berisiko tinggi lainnya.

Fasilitas pengujian ini akan dibuka pada pukul 09.00-18.00 waktu setempat.

Selain itu pihak berwenang juga akan memobilisasi 810 orang, termasuk personel militer dan polisi untuk mendukung program pengujian yang agresif tersebut.

Melansir Korean Times, tes massal ini dilakukan karena tidak ada tanda-tanda virus akan mereda, dengan perhitungan infeksi harian pada Minggu (13/12/2020) mencapai 1.030 kasus. 

Laporan itu merupakan angka tertinggi sejak negara ini melaporkan kasus positif infeksi virus corona pertamanya pada Januari lalu.

Para ahli telah menyerukan perluasan tempat pengujian, dengan alasan memilah penyebar virus dari orang tanpa gejala sangat penting untuk memperlambat laju infeksi.

Baca juga: Perangi Gelombang Ketiga Covid-19, Korea Selatan Bangun RS dari Kontainer

Tes antigen cepat

Untuk kenyamanan peserta tes, pihak berwenang berencana menggunakan tes antigen cepat dan tes berbasis air liur, yang dikenal lebih aman dan mudah daripada metode PCR yang paling banyak menggunakan lendir dari dalam hidung.

Seperti diketahui, metode PCR yang dipandang sebagai tes standar yang paling akurat, membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk mendapatkan hasilnya.

Sedangkan, hasil tes antigen cepat membutuhkan waktu 30 menit hingga dua jam.

Tapi, jika hasil tes antigen positif, maka perlu untuk melakukan tes PCR guna memastikan infeksi karena tingkat akurasi antigen relatif rendah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com