Meski ada beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, orang-orang cenderung memilih jalan pintas dengan mengonsumsi suplemen vitamin D.
Menurut dia, mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin D melewatkan kesempatan yang mudah dalam mendapatkan vitamin tersebut.
"Saya sih punya prinsip, jika kita punya Matahari, orangnya sehat, enggak uzur-uzur amat, lha ngapain minum suplemen? Ini kayak punya dapur, kulkas isi bahan makanan, punya peralatan masak, tapi catering setiap hari," ujar Tan.
Ia mengingatkan agar tak sembarangan mengonsumsi suplemen vitamin D, sebaiknya tidak asal-asalan mengonsumsi.
"Harus dicek dulu kategori vitamin D dalam plasma itu insufisiensi atau defisiensi, karena kita enggak bisa ambil tindakan jika belum tahu kondisi saat ini gimana," lanjut dia.
Oleh karena itu, Tan mengimbau agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter ahli gizi sebelum mengonsumsi suplemen vitamin D.
Sebab, vitamin D tidak hanya berperan dalam kekuatan dan kesehatan tulang, melainkan berperan dalam metabolisme ginjal dan organ dalam lainnnya.
Melansir Healthline, ada enam efek samping jik mengonsumsi vitamin D terlalu banyak.
1. Peningkatan kadar darah
Sebuah studi menemukan, seorang wanita memiliki kadar vitamin D 476 ng/ml (1.171 nmol /l) setelah mengonsumsi suplemen yang memberinya 186.900 IU vitamin D3 per hari selama dua bulan.
Kadar vitamin D yang di atas 100 ng/ml dinilai berbahaya.
Akibatnya, wanita tersebut dirawat di rumah sakit setelah dia mengalami kelelahan, pelupa, mual, muntah, bicara cadel, dan gejala lainnya.
2. Peningkatan kadar kalsium darah
Asupan vitamin D yang berlebihan menyebabkan kalsium darah yang mengakibatkan gejala hiperkalsemia atau kadar kalsium darah tinggi, seperti:
3. Nafsu makan buruk