Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar narasi bahwa vaksin flu mengandung thimerosal, yakni pengawet berbasis merkuri, yang diyakini berbahaya.
Narasi itu keliru.
Sejumlah penelitian tidak menemukan bahwa thimerosal berbahaya.
Badan kesehatan dunia WHO juga menegaskan tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan bahwa thimerosal dalam vaksin tidak aman.
WHO merekomendasikan penggunaan vaksin yang mengangung thiomersal untku program imunisasi global.
Akun Facebook April Thompson pada 22 Oktober 2020 menulis status mengenai kandungan pengawet berbasis merkuri atau Thimerosal dalam vaksin flu.
Dia juga mengunggah tangkapan layar yang menyatakan bahwa Thimerosal sangat beracun. Namun, industri farmasi dan CDC terus mempromosikan bahwa Thimerosal aman.
Berikut isi lengkap statusnya setelah dialihkan ke bahasa Indonesia:
"Lakukanlah riset sebelum mendapat vaksinasi flu tahun ini. (terutama tahun ini). Thimerosal adalah pengawet berbasis merkuri yang telah digunakan selama beberapa dekade di Amerika Serikat dalam botol multi-dosis (botol berisi lebih dari satu dosis) obat-obatan dan vaksin."
Akun Hayley Yendell juga juga menarasikan bahwa Thimerosal yang terkandung dalam vaksin flu berbahaya.
Dikutip dari situs web badan kesehatan dunia WHO, thiomersal atau juga dikenal sebagai thimerosal atau merthiolate adalah turunan organomercurial dari ethylmercury yang telah digunakan secara luas dan lama sebagai pengawet dalam vaksin.
Tujuan utamanya yakni mencegah pertumbuhan mikroba dalam produk selama disimpan dan digunakan.
Dalam produksi vaksin, thiomersal berguna untuk menonaktifkan organisme dan racun tertentu serta untuk mempertahankan jalur produksi yang steril.
WHO mengakui bahwa muncul kekhawatiran terhadap thiomersal, utamanya pada data mengenai toksisitas zat terkait, metilmerkuri, dan dari data paparan kronis merkuri dari rantai makanan.
Namun, WHO menegaskan tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan mengenai ketidakamanan thimerosal dalam vaksin.