Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Jasad Majikan dan Budaknya di Situs Kuno Pompeii

Kompas.com - 22/11/2020, 13:50 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Arkeolog menemukan dua sisa-sisa jasad korban erupsi Gunung Vesuvius, 2.000 tahun lalu, di situs kuno Pompeii, Campania, Italia pada Sabtu (21/11/2020).

Dilansir dari AP News, Sabtu (21/11/2020), sisa-sisa jasad itu berhasil ditemukan setelah dilakukan proses penggalian di reruntuhan villa, yang terletak di sisi luar Pompeii.

Otoritas Pompeii mengatakan, dua jasad yang ditemukan berjenis kelamin laki-laki. Jasad mereka ditemukan terkubur di bawah lapisan abu sedalam 2 meter.

Kedua lelaki itu diperkirakan mencoba berlindung dari erupsi Vesuvius dengan cara bersembunyi di bunker bawah tanah. 

"Mereka mungkin mencari perlindungan di cryptoporticus, di ruang bawah tanah ini, di mana mereka pikir mereka lebih terlindungi,” kata Massimo Osanna, arekolog sekaligus Direktur Situs Arekologi Pompeii.

Baca juga: Situs Kuno Pemujaan Kaisar Berusia 1.500 Tahun Digali di China Utara

Pria kaya dan budaknya

Dilansir dari Reuters, Sabtu (21/11/2020), situs Pompeii, 23 km sebelah tenggara Napoli, adalah rumah bagi sekitar 13.000 orang ketika letusan Vesuvius menguburnya di bawah abu, kerikil batu apung, dan debu.

Sisa-sisa erupsi itu tidak ditemukan sampai abad ke-16 dan penggalian arkeologis terorganisir baru dimulai sekitar tahun 1750.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Kebudayaan Italia Dario Franceschini mengatakan temuan dua jasad pria itu menggarisbawahi status Pompeii sebagai tempat luar biasa untuk penelitian dan pembelajaran.

Sementara itu, arkeolog menduga bahwa kedua jasad lelaki yang mereka temukan adalah seorang pria kaya dan budak laki-lakinya.

Baca juga: Arkeolog China Temukan Pemandian Kuno Dinasti Tang Berusia 1.100 Tahun

Seorang korban di Pompeii dari letusan Gunung Vesuvius, Italiashutterstock Seorang korban di Pompeii dari letusan Gunung Vesuvius, Italia

Pria kaya itu diperkirakan berusia antara 30 hingga 40 tahun sebelum meninggal, dan masih memiliki bekas jubah wol di bawah lehernya.

Sedangkan, pria kedua mungkin berusia 18 hingga 23 tahun sebelum meninggal, mengenakan tunik dan memiliki sejumlah kerusakan di bagian tulang belakangnya.

Hal tersebut menandakan bahwa ia adalah seorang budak yang melakukan pekerjaan berat.

Para arkeolog menggunakan teknik khusus untuk membuat gigi dan tulang para pria itu tetap terjaga dari kerusakan.

Kemudian, rongga yang ditinggalkan oleh jaringan lunak diisi dengan plester yang dibiarkan mengeras dan kemudian digali untuk menunjukkan bentuk tubuh mereka.

Gunung Vesuvius meletus pada 79 Masehi. Magma serta gas beracun telah menewaskan hampir 2.000 orang di kota Pompeii dan Herculaneum.

Baca juga: Penemuan Peti Mati Kuno di Mesir, Berisi Mumi Bangsawan hingga Pendeta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com