KOMPAS.com - Para arkeolog menemukan reruntuhan pemandian kuno berusia 1.100 tahun yang berasal dari abad ke-10 di wilayah otonom Xinjiang, Uygur, China.
Pemandian kuno tersebut diketahui bergaya arsitektur Romanesque atau Romawi kuno.
Berdasarkan pemberitaan China Daily, Kamis (19/11/2020), peninggalan kuno itu menampilkan budaya lokal Dataran Tengah China.
Disebutkan, struktur utama situs pemandian kuno itu memiliki luas 400 meter persegi yang terletak di daerah Qitai, prefektur otonom Hui di kota Changji.
Reruntuhan ini terdiri dari struktur utama berupa batu bata yang diapit oleh sumur, struktur batako di sisi timur serta situs untuk tungku.
Baca juga: Penemuan Peti Mati Kuno di Mesir, Berisi Mumi Bangsawan hingga Pendeta
Archaeologists have discovered the ruins of an ancient Romanesque bathhouse dating back to the 10th century in China's #Xinjiang Uygur autonomous region, with relics featuring China's Central Plain and local cultures unearthed. #archaeology https://t.co/aFUKYOvDx5 pic.twitter.com/z2bgVhvU4c
— China Daily (@ChinaDaily) November 19, 2020
Struktur utama situs kuno tersebut memiliki dua bagian. Bagian bawah tanah digunakan untuk cerobong asap dan suplai panas. Struktur permukaan kedua adalah tempat orang mandi.
Menurut profesor arkeologi dan museologi di Sekolah Sejarah, Universitas Renmin China, yang bertanggung jawab atas penggalian Wei Jian, pemandian ini adalah bagian dari kota kuno yang dikenal sebagai Tangchaodun.
Kota ini pertama kali dibangun pada awal Dinasti Tang sekitar tahun 618-907 Masehi.
Wei meyakini reruntuhan itu kemungkinan besar adalah pemandian umum.
Baca juga: Menilik Wuhan, Kota Kuno China yang Diisolasi karena Virus Corona
Sebab, melihat bangunannya yang besar, megah, sudah lama digunakan, dan mengalami beberapa kali renovasi.
"Kota kuno itu terletak terkurung daratan di padang rumput Eurasia, di mana hawa panas dan berangin di musim panas, dan hawa dingin pada musim dingin. Oleh karena itu, tampaknya masuk akal untuk mendirikan pemandian umum dalam iklim seperti itu," ujar Wei.
"Pemandian ini bisa untuk melayani penduduk kota dan pelancong," lanjut dia.
Adapun reruntuhan itu terlihat bergaya Romawi kuno yang kuat dalam tata letak dan teknik konstruksi.
Menurut Wei, peninggalan termasuk tembikar, batu bata persegi, dan dekorasi bunga di dinding menunjukkan selat Dataran Tengah dan budaya lokal.
Ia menambahkan, ciri-ciri tersebut mencerminkan interaksi dan inovasi China dengan Barat, di mana tradisi dan teknik konstruksi berada di Jalur Sutra.
Berdasarkan laporan yang dihimpun para arkeolog, pekerjaan penggalian telah berlangsung selama lebih kurang tiga tahun.
Baca juga: Cek, Ini Daftar Bank yang Telah Cairkan BLT Subsidi Gaji Termin II
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.