KOMPAS.com - Sebuah akun Instagram mencatut PT Kereta Api Indonesia (Persero) meminta pelamar mengirimkan video dengan menunjukkan sejumlah bagian tubuh.
PT KAI menegaskan, dalam proses rekrutmen, tidak pernah meminta pelamar mengirimkan video dengan menunjukkan bagian tubuh.
Awalnya, akun Twitter @SekteSeblak pada Minggu (15/11/2020) mengetwit isi percakapan yang terjadi di platform Instagram antara seseorang dengan akun Instagram bernama recruitmentkai. Isi percakapan soal proses wawancara.
Dalam pembicaraan itu, akun recruitmentkai minta pelamar membuat video berdurasi 30 detik yang isinya menayangkan pelamar mengenakan pakaian tanpa lengan (tanktop).
Pelamar diminta memperlihatkan bahu kanan dan kiri serta perut serta bersikap tenang.
Sebelumnya, akun itu menanyakan apakah si pelamar memiliki luka di bahu kanan dan bahu kiri serta di perut.
Akun Twitter @SekteSeblak melayangkan tangkapan gambar isi pembicaraan itu ke akun resmi Kereta Api Indonesia @KAI121 di Twitter.
From this : To this:@KAI121 pic.twitter.com/C3sISm3al9
— pengikut (@SekteSeblak) November 15, 2020
Akun @KAI121 menanggapi twit itu dengan memberi penjelasan bahwa PT KAI hanya memiliki dua akun resmi Instagram, yakni @KAI121_ dan @keretapikita.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, dalam proses rekrutmen, KAI tidak memungut biaya sepeser pun seperti uang muka, uang tanda jadi, penggantian biaya akomodasi atau segala jenis biaya serupa.
Tak ada pula proses wawancara yang dilakukan secara daring.
"Selain itu tidak ada interview secara online dan disertai pengiriman video untuk menunjukkan bagian tubuh apapun dalam proses rekrutmen," kata Joni saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (20/11/2020).
Masyarakat diharapkan lebih jeli dan teliti bila mendapatkan pesan berupa pengumuman rekrutmen.
"Jangan mudah tertarik dan waspada akan segala bentuk kemudahan yang ditawarkan untuk menjadi pegawai dari oknum yang mengatasnamakan KAI," kata Joni.
Selain itu, KAI mengimbau masyarakat untuk melaporkan kepada pihak kepolisian dan tidak meneruskan atau menyebarkan pesan tentang pengumuman rekrutmen KAI yang terindikasi palsu.
Tujuannya, untuk menghindari semakin banyak orang yang tertipu oleh oknum pembuat rekrutmen palsu tersebut.