Isinya: permusuhan akan berhenti di seluruh front 11 November pukul 11 pagi waktu Perancis.
Para komandan memerintahkan pertempuran untuk dilanjutkan sepanjang pagi hari tanggal 11 November, yang kemudian memicu tuduhan bahwa beberapa orang mati sia-sia dalam beberapa jam terakhir perang.
Sejarawan John Buchan menggambarkan hari genjatan senjata 11 November dengan:
"Petugas memiliki jam tangan di tangan mereka dan pasukan menunggu dengan ketenangan yang sama seperti saat mereka bertempur. Saat jarum jam mencapai angka 11, terdengar sedetik menunggu keheningan, dan kemudian suara riak yang aneh. Oleh pengamat jauh itu disamakan dengan suara angin sepoi-sepoi. Itu adalah suara orang-orang yang bersorak dari Vosges (pegunungan) ke laut."
Baca juga: Sinopsis Film 1917, Aksi Benedict Cumberbatch di Perang Dunia I
Perang Besar atau Perang Dunia I merenggut nyawa sekitar 9 juta tentara dan 21 juta lainnya terluka. Korban sipil yang disebabkan secara tidak langsung oleh perang berjumlah hampir 10 juta.
Dua negara yang paling terpengaruh adalah Jerman dan Perancis, yang masing-masing mengirim sekitar 80 persen populasi pria mereka yang berusia antara 15 dan 49 tahun ke medan pertempuran.
Pada konferensi perdamaian di Paris tahun 1919, para pemimpin Sekutu menyatakan keinginan mereka untuk membangun dunia pascaperang yang akan melindungi dirinya dari konflik masa depan dengan skala yang begitu menghancurkan.
Perjanjian Versailles, yang ditandatangani pada 28 Juni 1919 tidak mencapai tujuan ini.
Dibebani dengan rasa bersalah perang dan reparasi berat dan ditolak masuk ke Liga Bangsa-Bangsa, Jerman mengeluh telah menandatangani gencatan senjata dengan alasan palsu, karena percaya bahwa perdamaian apa pun akan menjadi "perdamaian tanpa kemenangan".
Seiring tahun-tahun berlalu, kebencian terhadap perjanjian dan penulisnya menetap menjadi kebencian membara di Jerman yang dua dekade kemudian menyebabkan Perang Dunia Kedua.
Baca juga: Dampak Perang Dunia I bagi Indonesia di Berbagai Bidang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.