Mulai Agustus, CanSino mulai menjalankan uji coba Fase 3 di sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, Pakistan dan Rusia.
2. Gamaleya Research Institute
The Gamaleya Research Institute adalah bagian dari Kementerian Rusia Kesehatan.
Mereka menggunakan kombinasi dari dua adenovirus untuk membuat vaksin corona, yaitu Ad5 dan Ad26. Keduanya direkayasa dengan gen coronavirus.
Pada 11 Agustus, Presiden Vladimir V. Putin mengumumkan bahwa regulator perawatan kesehatan Rusia telah menyetujui vaksin tersebut bahkan sebelum uji coba tahap 3 dimulai.
Dengan hal itu nama vaksin yang sebelumnya adalah Gam-Covid-Vac berubah menjadi Sputnik V.
Baca juga: Profil AstraZeneca, Penyedia 100 Juta Vaksin Corona untuk Indonesia
3. Vector Institute
Vector Institute adalah pusat penelitian biologi Rusia. Pada 26 Agustus, mereka mendaftarkan uji coba Fase 1/2 (gabungan 1 dan 2) untuk vaksin virus corona yang mereka sebut EpiVacCorona.
Vaksin mengandung sebagian kecil protein virus, yang dikenal sebagai peptida.
Pada 14 Oktober, Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia telah memberikan persetujuan regulasi kepada EpiVacCorona. Hal itu menjadikannya vaksin kedua yang disetujui Rusia setelah Sputnik V.
Seperti Sputnik V, EpiVacCorona juga disetujui sebelum memulai uji coba tahap 3. Harapannya uji coba tahap 3 akan dilakukan pada akhir tahun ini.
4. Wuhan Institute of Biological Produk
The Wuhan Institute of Biological Produk mengembangkan vaksin virus yang tidak aktif, yaitu Sinopharm. Vaksin itu diujicoba tahap 3 di Uni Emirat Arab pada bulan Juli. Lalu pada bulan berikutnya uji coba dilakukan di Peru dan Maroko.
Pada 14 September, UEA memberi persetujuan darurat untuk vaksin Sinopharm untuk digunakan pada pekerja perawatan kesehatan.
Baca juga: Sempat Dihentikan, Uji Coba Vaksin Corona AstraZeneca Akan Dilanjutkan
5. Sinopharm