Gejala sisa itu seperti masalah pernapasan yang biasanya tak ditemukan dalam kasus flu musiman.
Selain itu meskipun influenza sendiri bisa mematikan namun flu musiman umumnya tidak memiliki tingkat rawat inap yang tinggi sebagaimana Covid-19.
Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?
Salah satu mitos yang muncul yakni menjaga jarak fisik dapat menyebabkan kekebalan tubuh seseorang menjadi lemah.
Namun hal tersebut dibantah ahli.
Secara naluriah seseorang akan menghindari orang lain ketika orang lain tersebut sakit.
Baca juga: Simak, Ini 15 Makanan yang Sebaiknya Dihindari agar Sistem Imun Kuat
Dan selama beberapa generasi, saran untuk menghindari orang yang sakit juga telah sering dikatakan.
Terkait virus corona menjaga jarak penting supaya seseorang tidak tertular sehingga tak banyak orang sakit.
Jika banyak orang sakit secara bersamaan maka akan berisiko menyebabkan fasilitas kesehatan runtuh karena banyaknya pasien yang datang.
Baca juga: Obesitas, Covid-19, dan Meningkatnya Risiko Kematian...
5G adalah standar teknologi generasi kelima jaringan seluler broadband.
Ini adalah jenis gelombang radio yang didigitasi sehingga meningkatkan transmisi dan kapasitas data.
Terkait dengan adanya anggapan jaringan 5G yang memperburuk Covid-19, sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara gelombang radio, frekuensi dan penularan virus.
Baca juga: Mengenal Jaringan 5G, Cara Kerja dan Bahayanya
Ada cukup banyak keyakinan yang mengatakan virus corona dapat mati oleh cuaca panas dan sinar matahari.
Melansir Healthgraes, faktanya virus corona dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang bahkan ketika cuaca panas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahkan dari bukti yang ada, virus dapat menular di semua area termasuk daerah dengan cuaca panas dan lembab.