Meski dihasilkan dari proses kimiawi, tagatosa yang termasuk dalam golongan fruktosa ini dinyatakan 90 persen lebih manis dari sukrosa (gula pasir).
Tagatose juga dapat dihasilkan dari beberapa buah-buahan berdaging manis seperti apel, jeruk, dan nanas.
Umumnya, tagatose digunakan sebagai pemanis pada makanan, penambah tekstur, dan stabilizer rendah kalori.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memberikan sertifikat yang menyatakan tagatose ini aman dikonsumsi oleh semua kalangan.
Tak hanya itu, menurut penelitian, tagatosa memiliki indeks glikemik (GI) yang rendah sehingga cocok digunakan dalam pengobatan pasien obesitas. Berlaku pula bagi penderita diabetes yang sedang menjalani diet rendah Indeks glikemik.
Pemanis pengganti gula berikutnya yakni sukralosa. Pemanis alami ini terbuat dari sukrosa yang telah melalui proses kimiawi.
Sukralosa 600 kali lebih manis daripada gula meja dengan kandungan kalori yang lebih rendah sehingga sangat aman untuk penderita diabetes.
Sukralosa adalah salah satu pemanis buatan yang paling populer, dan tersedia secara luas.
Beberapa produsen makanan juga kerap menambah sukralosa ke berbagai produk mulai dari permen karet, sereal dan olahan lainnya.
Keunggulan lainnya yakni pemanis alami ini lebih tahan panas dibandingkan jenis lain yang rasanya mudah berubah ketika dipanaskan pada suhu yang tinggi. Hal ini menjadikan sukralosa kerap dipilih sebagai bahan baku membuat kue dan pemanis minuman panas.
FDA menganjurkan penggunaan sukralosa yang aman adalah sebesar 5 mg per kg berat badan.
Misalnya, seseorang memiliki berat badan sekitar 60 kilogram, maka jumlah sukralosa yang aman dikonsumsi adalah 23 saset dalam sehari.
Aspartam adalah pemanis buatan yang sangat umum tersedia di AS sejak 1980-an.
Aspartam sering dipilih warga karena memiliki rasa yang manis. Bahkan, 200 kali lebih manis dari gula pasir biasa.
Produk ini kerap digunakan oleh sejumlah produsen makanan dalam beberapa menu mereka, mulai dari makanan, hingga minuman diet soda.